JAKARTA, (IslamToday.id) — Menteri Keuangan, Sri Mulyani baru-baru ini menyatakan bahwa peranan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dominan di dalam perekonomian dapat menghambat masuknya investasi asing. Menurutnya, investor asing dipandang tidak bersedia membawa aliran investasi ke Indonesia jika lingkungan bisnis tidak kompetitif.
Sri Mulyani mengatakan Penanaman Modal Asing (PMA) masih merupakan faktor krusial bagi Indonesia lantaran mereka memiliki teknologi yang bisa menciptakan nilai tambah ekonomi. Menurutnya, apabila PMA terhambat, kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas tidak akan tercipta jika pemerintah dan BUMN intervensi di struktur perekonomian Indonesia.
“Dan ini memang tengah menjadi isu bagi kami karena kalau mau meningkatkan produktivitas, maka PMA akan sangat penting. Tapi, investasi tidak mau masuk kalau negara dan BUMN terlalu mendominasi,” pungkas Sri Mulyani, Kamis (1/8).
Ia mengungkapkan isu dominansi peran BUMN memang sempat menjadi perhatian pemerintah setelah pelaku usaha juga sempat mengeluhkan hal serupa. Oleh karena itu, menurutnya, diperlukan kalibrasi ulang mengenai peran BUMN di dalam aktivitas perekonomian agar iklim investasi di Indonesia kian menarik.
“Memang harus ada kompetisi bisnis yang baik di dalam negeri apalagi dengan momentum yang sedang baik. Ketidakpastian ekonomi global mulai mereda, suku bunga juga semakin menurun, sehingga Indonesia perlu memberikan daya tarik yang lebih dibanding negara berkembang yang lain,” jelasnya.
Ia mengatakan, partisipasi perusahaan pelat merah masih dibutuhkan untuk melakukan penugasan yang memang tidak bisa dilakukan oleh pihak swasta.
Sri Mulyani pun mencontohkan proyek infrastruktur sebagian besar diberikan ke BUMN mengingat tujuan pembangunan tersebut adalah mengejar ketertinggalan Indonesia dibanding negara-negara lainnya.
“Sebenarnya, kalau kami lihat ke depan, seharusnya ada ruang bagi swasta dan ruang bagi BUMN. Jadi yang terpenting adalah bagaimana menciptakan proses agar peranan antara swasta dan BUMN ini bisa seimbang,” paparnya, dikutip dari CNN Indonesia.
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di Indonesia pada semester I 2019 tercatat Rp395,6 triliun atau tumbuh 9,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp361,6 triliun. Laju investasi sepanjang paruh pertama tahun ini juga membaik dibandingkan semester I 2018 yang hanya tumbuh 7,4 persen.
Jika dirinci, PMA menopang 53,79 persen dari total investasi dengan menyumbang Rp212,8 triliun, Sementara itu, sisanya merupakan investasi domestik.