JAKARTA, (IslamToday.id)) — Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memastikan Kota Jakarta akan tetap berperan sebagai simpul kegiatan perekonomian utama di Indonesia.
“Untuk Jakarta, kita mendorong menjadi simpul kegiatan perekonomian global. Jadi, Jakarta tetap akan menjadi pusat kegiatan perekonomian, tidak ada pergeseran di situ,” pungkas Anies Baswedan saat ditemui usai mengikuti jumpa pers terkait rencana pemindahan ibu kota di halaman Istana Negara Jakarta, Senin (26/8).
Menurut Anies, pemerintah pusat telah melakukan rapat teknis mengenai rencana pembangunan DKI Jakarta dengan anggaran pembangunan sebesar Rp 571 triliun.
Ia menilai pembangunan menuju pusat perekonomian global di Jakarta harus dilakukan dengan percepatan.
“Kita menargetkan sampai 2030. Pembangunan itu ada yang dari swasta, APBD, APBN, dan ada yang KPBU (kerja sama pemerintah dan badan usaha), itu sudah dibahas,” tutur Anies, dilansir dari Antara.
Gubernur DKI Jakarta ini menilai mekanisme pasar akan menentukan pusat kegiatan perekonomian dengan sendirinya.
Anies menjelaskan fokus pembangunan di DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian yakni membangun perumahan, transportasi umum, jaringan utilitas telekomunikasi,, dan jaringan air bersih.
Dalam jumpa pers tersebut, Presiden Jokowi menjelaskan hasil dari kajian tim rencana pemindahan ibu kota pemerintahan. Pemerintah memutuskan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kertanegara, di Provinsi Kalimantan Timur sebagai kawasan untuk ibu kota baru pemerintahan.
Presiden menyebut rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk regenerasi perkotaan akan terus dilakukan dengan mengarah kepada kota sebagai pusat perekonomian tingkat global.
Jokowi menyebutkan bahwa wilayah tersebut dinilai pantas menjadi ibu kota baru karena memiliki kriteria yang dibutuhkan.
“Kenapa ibu kota harus pindah? Jakarta saat ini menyangga beban yang sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, bisnis, keuangan, perdagangan, dan jasa. Ini bukan kesalahan Pemprov DKI Jakarta. Tapi kita tidak bisa terus menerus membiarkan beban Jakarta yang makin berat itu,” ujar Jokowi di Istana Negara, Senin (26/9)