JAKARTA, (IslamToday ID) – Setidaknya ada empat partai politik (parpol) pendukung Jokowi yang notabene parpol kecil tidak mendapat bagi-bagi “kue” kekuasaan. Parpol-parpol kecil tersebut juga tidak memiliki kursi di parlemen Senayan periode 2019-2024, yakni Partai Hanura, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Perindo, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Ketua DPP Partai Hanura, Inas Nasrullah menuturkan, muncul suara-suara dari kader di daerah yang mempertanyakan keterwakilan Hanura dalam kabinet. Padahal saat pasangan Jokowi dan Ma’ruf Amin mendaftar sebagai pasangan calon pada 10 Agustus 2018 lalu, sebanyak 16 kursi Hanura di DPR dipakai untuk memenuhi syarat dukungan.
“Kawan-kawan di daerah heran begitu dalam pemilihan menteri, Hanura tidak terpakai. Padahal saat pendaftaran pakai kursi Hanura,” ujar Inas, Rabu (25/10/2019).
Inas juga menyebut, Hanura sudah berada di kubu Jokowi bahkan sejak Pilpres 2014 lalu. “Kita juga tahu begitu Hanura memutuskan kembali mendukung Jokowi untuk periode kedua, kader Hanura berjuang mati-matian sosialisasikan visi misi presiden,” ujar Inas.
Namun meski begitu, Inas menyatakan, tetap mendukung apapun keputusan Jokowi. “Yang penting buat saya, kabinet sudah terpilih dan terbentuk pemerintahan berjalan dengan baik,” katanya. “Sementara soal sikap Hanura selanjutnya, kita serahkan semuanya pada ketua umum. Saya yakin sudah ada komunikasi,” tambahnya.
Ketua Umum PKPI, Diaz Hendropriyono mengatakan, susunan kabinet diyakini telah dipikirkan sampai matang oleh Jokowi dan Ma’ruf Amin. “Artinya para tokoh yang duduk di kursi kabinet adalah mereka yang terbaik,” ujar Diaz.
Ia
menjelaskan, sejak awal PKPI punya komitmen bukan hanya untuk memenangkan
pasangan Jokowi-Ma’ruf, namun juga untuk mengawal jalannya pemerintahan untuk
lima tahun ke depan. “Keputusan presiden hari ini wajib kita sepenuhnya dukung.
Hal ini merupakan komitmen dari dukungan politik tanpa syarat yang telah kami
berikan,” katanya.
Informasi yang beredar Diaz sepertinya kembali masuk sebagai
staf khusus Presiden Jokowi. Periode pertama Jokowi, anak mantan Kepala BIN AM
Hendropriyono itu sempat menjabat sebagai anggota Dewan Analis Strategis BIN,
serta Staf Khusus Bidang Intelijen Kemenko Polhukam. Ia kemudian diangkat jadi
staf khusus presiden bersama dengan Gories Mere pada Juli 2016.
Sekjen
Partai Perindo Ahmad Rofiq mengatakan, partainya masih setia mendukung
pemerintah apapun keputusan Jokowi. “Partai pendukung terus mendukung
pemerintahan Jokowi. Dari awal kami sudah menegaskan bahwa dukungan ke Pak
Jokowi adalah dukungan tanpa syarat,” ujarnya.
Perindo pun tak mempermasalahkan susunan kabinet sudah
diumumkan. “Intinya diakomodir atau tidak, Perindo akan tetap membantu Pak
Jokowi dengan kapasitas yang kami punya,” ujar Rofiq.
Pengamat politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Leo Agustino memperkirakan Jokowi tetap akan memberi apresiasi pada parpol yang mendukungnya, namun tak mendapat posisi di kabinet. Leo menyebut posisi di lembaga negara non-kementerian ataupun di badan-badan usaha milik negara, baik sebagai direktur atau pun komisaris, sepertinya akan diberikan pada kader-kader parpol itu.
“Posisi lapis kedua adalah jatah yang sangat mungkin diberikan Jokowi. Saya yakin, Jokowi tak akan meninggalkan kekuatan partai-partai tersebut yang telah tertungkus-lumus (terbenam dalam pekerjaan) atau bekerja keras memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf,” ujarnya. (wip)
Sumber: Detik, CNN Indonesia