JAKARTA, (IslamToday ID) – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim diminta untuk mengembangkan pendidikan berbasis kompetensi dan karakter. Artinya murid bukan hanya menjawab soal ujian saja, tapi juga dapat melakukan aksi.
Demikian diungkapkan oleh praktisi pendidikan Najelaa Shihab. Menurutnya, murid harus bisa mendemonstrasikan apa yang sudah dipelajari dalam berbagai situasi yang baru hingga memecahkan permasalahan dalam kehidupan.
“Dalam melaksanakan pembelajaran,
murid akan melakukan serangkaian tahapan. Hal itu dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, hingga evaluasi yang bisa mendorong keterampilan berpikirnya,”
ujar Najelaa, Sabtu (26/10/2019).
Menurutnya, dalam pendidikan berbasis kompetensi, setiap
kemampuan nantinya akan mengandung banyak dimensi. Hal itu tidak seperti
sebelumnya yang hanya mengandung satu dimensi di mana murid hanya perlu
menghafalkan materi dan menyebutkan kembali saat ujian.
“Untuk mencapai kompetensi, nantinya murid juga tetap harus
menguasai materi, memiliki pengetahuan dasar, dan punya pemahaman esensial
sebelum melangkah dan mempraktikkan apa yang diketahui dan dipahaminya dalam
dunia nyata,” jelasnya.
Lebih jauh, ia berpendapat bahwa karakter
merupakan bagian penting dari pengembangan kompetensi. Hal itu dikarenakan akan
menjadi dasar bagi murid untuk dapat menerapkan kompetensinya di mana saja.
Menurutnya, pengalaman sekolah dulu menanamkan karakter dalam
bentuk nilai-nilai Pancasila dan agama dengan ditampilkan dalam bentuk ceramah.
Hal itu biasanya hanya menjadi sesuatu yang bisa dijawab dengan sempurna di
lembar kerja siswa atau pada saat ujian saja. “Tapi belum tentu muncul
dalam bentuk perilaku sehari-hari di sekolah ataupun sesuatu yang bisa
ditransfer di rumah,” katanya.
Bagi Najelaa, pendidikan yang berbasis
kompetensi itu berorientasi pada keinginan untuk meningkatkan standar
pencapaian. Bukan hanya sekadar hafalan, tapi juga sampai pada pemahaman dan
kemampuan mempraktikkan.
“Sekolah bukan hanya untuk sekadar sekolah saja, tapi
bagaimana kesuksesan di sekolah itu jadi bekal untuk anak-anak sukses dalam
kehidupan di masa depan nanti,” katanya lagi.
Seperti diketahui, dalam pidato perdananya, Nadiem mengatakan, tidak memiliki rencana kerja 100 hari. Ia mengatakan selama 100 hari pertamanya akan digunakan untuk duduk dan mendengarkan. “Saya akan berbicara dengan pakar-pakar yang ada di depan saya yang telah bertahun-tahun berdampak bagi kualitas pendidikan di Indonesia. Saya akan belajar dari mereka,” ungkapnya.
Selama 100 hari pertama sebagai Mendikbud, Nadiem mengaku akan mengerjakan apa yang menjadi aspirasinya untuk seluruh murid yang ada di Indonesia yaitu belajar. “Jadi saya di sini bukan untuk menjadi guru, saya di sini untuk menjadi murid,” katanya. (wip)
Sumber: Republika, IDN Times