JAKARTA, (IslamToday ID) – Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan beranggapan sosok yang layak ditempatkan menjadi petinggi di salah satu BUMN mestinya adalah orang yang memiliki prestasi.
Pemiliknya pun harus menyadari bahwa pilihannya pada sosok yang akan duduk di BUMN adalah sosok yang tidak membuat kehebohan karena perusahaan perlu ketenangan.
Perusahaan tidak bisa maju kalau hebohnya lebih besar dari kerjanya. Dahlan menggarisbawahi tentang perlunya situasi tenang sekarang ini. Terutama setelah terbentuknya kabinet baru.
Ia menilai sosok yang layak mendapat tempat adalah Arief Yahya, mantan Menteri Pariwisata yang juga adalah mantan Dirut Telkom Indonesia.
“Selama Arief Yahya
menjadi menteri tidak terjadi kehebohan di Kementerian Pariwisata. Tapi
hasilnya begitu nyata. Semua target tercapai. Bahkan masih sempat meletakkan
fondasi,” kata Dahlan, Sabtu (16/11/2019).
“Untuk pertama kali dalam sejarah, pariwisata kita
menghasilkan 20 miliar dolar setahun di 2019,” ujar Dahlan.
Ia menilai Arief Yahya sukses dalam meletakkan fondasi, juga
sukses mencapai target-target tanpa heboh-heboh. “Kita punya banyak
sekali orang seperti Arief Yahya itu. Kalau saja orang jenis itu bisa
banyak tampil, alangkah cepat majunya Indonesia,” tutup Dahlan.
Ekonom senior, Rizal Ramli juga menyatakan keberatannya jika Ahok ditunjuk
sebagai petinggi BUMN. “Ini hereui (lelucon)
pisan Jokowi, kayak Indonesia kurang
masalah aja,” katanya di akun Twitternya, Jumat (15/11/2019).
Bukan tanpa alasan, saat menjadi Gubernur DKI
Jakarta, Ahok yang kini lebih suka disapa BTP itu memiliki rekam jejak yang
cukup melekat di ingatan masyarakat. Mulai dari kasus hukum berujung penjara
hingga dugaan kasus korupsi pembangunan Rumah Sakit Sumber Waras yang juga
dikait-kaitkan dengannya.
Terlepas dari kasus hukum yang pernah menjerat
Ahok, Rizal yang sempat menduduki berbagai kursi kementerian ini menilai
Presiden Jokowi masih punya banyak kandidat lain yang lebih mumpuni untuk
mengisi jabatan di BUMN.
“Bermasalah, tidak punya corporate experiences, kelas Glodok. Banyak eksekutif yang jauh lebih baik kok. Kalau utang budi, cukup (diberi jabatan) Dubes, jangan buat pembelahan lagi,” tandas Rizal. (wip)
Sumber: Gelora.co