JAKARTA, (IslamToday ID) – Ratusan massa pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkumpul di depan Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2020).
Dalam orasinya, mereka menuding kelompok massa yang kontra Anies telah mempolitisasi isu banjir Jakarta 2020. “Ada orang-orang yang ingin mempolitisasi banjir kepada gubernur yang kita cintai, Anies,” kata Wakil Ketua Umum Bamus Jakarta, Rahmat Has dari atas mobil komando.
Ia berorasi dengan geram lantaran isu banjir baru kali ini dipolitisasi. Terlebih, ia sebagai orang Betawi juga ikut terdampak. “Kalau bukan orang Betawi, nggak suka Jakarta Banjir, silakan angkat kaki,” kata Rahmat disambut pekikan massa.
Menurutnya, banjir awal tahun di Jakarta disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, bukan salah Anies. Terlebih, banjir juga melanda wilayah lain seperti Bekasi, Tanggerang, Bogor, Lebak, dan sejumlah wilayah di Jawa Tengah.
“Kenapa Jakarta yang disorot? Karena Jakarta adalah panggung Anies. Kita akan jaga Anies, orang yang akan jadi pemimpin masa depan Indonesia,” ucapnya. Ia pun yakin Anies akan mampu mengatasi penyebab banjir kali ini.
Sementara itu, massa kontra Anies berorasi di sekitaran Patung Kuda. Sekitar 2 kilometer dari Balaikota. Dalam orasinya mereka menuntut Anies mundur karena gagal mengatasi banjir. Saat massa kontra Anies melintas dengan bus di depan Balaikota, sempat terjadi ketegangan. Pihak keamanan pun berupaya untuk menenangkan massa pro Anies.
Hingga pukul 15.15 WIB massa pro Anies masih berkumpul di depan Balaikota. Sebagian dari mereka tampak bisa masuk ke areal dalam Balaikota. Setengah badan Jalan Merdeka Selatan juga tertutup oleh massa, sehingga lalu lintas ikut tersendat.
Massa pro Anies dimotori oleh kelompok yang sudah mendukung Anies sejak Pilkada, yakni Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar). Tampak juga organisasi lain seperti Laskar Adat Betawi.
Adapun kelompok kontra Anies dimotori oleh Abu Janda, Dewi Tanjung, Effendi Achmad, dan Sisca Rumondor. Mereka menuntut agar Anies Baswedan mundur dari jabatannya lantaran parahnya banjir yang melanda ibukota.
Sementara, polisi sengaja memisahkan massa pro dan kontra Anies yang demo di Balaikota DKI Jakarta. Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto menyiapkan antisipasi adanya ketegangan antara kedua kelompok massa pro dan kontra. Menurutnya, kelompok pro Anies ditempatkan di dalam Balaikota dan yang kontra di Patung Kuda.
“Massa yang ada di dalam itu adalah massa yang melakukan kegiatan Maulid Nabi yang diselenggarakan oleh Pak Anies. Namun demikian, kami mengimbau penjaga supaya antara massa yang di dalam dan di luar ini tidak ketemu. Kami sudah melakukan langkah-langkah dan saya menjamin massa yang kontra tidak akan masuk ke dalam, dan tidak akan melakukan tindakan-tindakan anarkis di depan Balaikota,” ujarnya.
“Massa kontra di sana, kita arahkan ke Patung Kuda. Yang ada di sini massa pro, di dalam Balaikota. Mereka hanya mengikuti kegiatan Maulid Nabi,” lanjut Heru. (wip)
Sumber: Detik.com, Republika.co.id