JAKARTA, (IslamToday ID) – Pemerintah telah menyiapkan 100 rumah sakit secara nasional guna menghadapi kemungkinan masuknya virus korona. Sejauh ini sejumlah pintu masuk ke Indonesia juga telah disiapkan alat deteksi suhu tubuh untuk mencegah masuknya virus tersebut.
“Ratusan fasilitas kesehatan itu disiapkan sebagai langkah antisipasi jika ada masyarakat yang terpapar virus korona. Untuk pemasangan deteksi suhu tubuh terutama (dipasang) dari daerah-daerah yang sudah dilaporkan terjangkit penyakit, jadi begitu terdeteksi ada panas itu akan dilakukan karantina,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih, Jumat (24/1/2020).
Menurutnya, pemerintah juga telah menyiapkan peralatan dan perlengkapan kewaspadaan di 100 rumah sakit itu. Namun, ia mengaku tidak mengetahui secara detail terkait rumah sakit yang telah disiapkan peralatan untuk menghadapi penyakit tersebut.
“Ada tiga rumah sakit di Jakarta yang sudah dilengkapi fasilitas tersebut, yakni RS Sulianti Saroso, RS Persahabatan, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD),” ujarnya.
Selain di Jakarta, Daeng mengungkapkan, rumah sakit penanganan virus korona juga disiapkan di Bali. Kesiapan fasilitas kesehatan serupa disiagakan di daerah yang memiliki bandara serta jadwal penerbangan langsung ke Indonesia.
“Jadi kalau sudah terdeteksi, 100 rumah sakit yang sudah disiapkan pemerintah akan siap menangani yang dicurigai,” ungkap Daeng.
Di saat yang bersamaan, ia memastikan bahwa tenaga media di Indonesia juga telah mampu menangani kasus tersebut. Dokter di lingkungan IDI juga telah berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk membantu mereka kalau terjadi masalah di Indonesia mengenai penyakit tersebut. “Tetapi sekarang ini sudah mulai koordinasi kewaspadaan. Yang jelas masyarakat tidak perlu panik, namun tetap waspada,” katanya.
Seperti diketahui, Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan sebagai daerah yang diduga sebagai asal atau pusat penyebaran virus korona. Ini mengingat bahwa virus korona telah menginfeksi sekitar 600 warga serta menewaskan 17 orang di dalam kota yang berpopulasi 11 juta penduduk tersebut.
Beberapa ilmuwan menduga virus mirip SARS yang baru ditemukan di China itu dijuluki 2019-nCoV. Studi yang baru diterbitkan di dalam Journal of Medical Virology, Rabu (22/1/2020), bahwa kode genetik 2019-nCoV menjangkiti korban yang berkunjung ke pasar. Ketika kasus pertama pada Desember 2019 tersebut muncul di wilayah Wuhan, China, dokter mencurigai virus menyebar melalui hewan.
Virus ini juga telah dilaporkan di kota-kota besar lainnya termasuk Beijing, Shanghai dan Hong Kong dan Singapura. Virus dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui transmisi pernapasan. (wip)
Sumber: Detik.com, Rmol.id, Republika.co.id