JOGJA, (IslamToday ID) – Pembina Pramuka SMPN 1 Turi , Isfan Yoppy Andrian (36) buka suara soal tragedi susur sungai yang menewaskan 10 siswanya itu. Isfan menyebut cuaca belum hujan sehingga ia mengusulkan kegiatan susur Sungai Sempor, Sleman.
“Cuaca belum seperti kejadian. Pukul 15.15 WIB saya siapkan anak, 15 menit kemudian berangkat dan cuaca belum hujan,” kata Isfan di Mapolres Sleman, Selasa (25/2/2020).
Ia mengaku sempat mengecek kondisi air di hulu dan memastikan arus air landai. Termasuk mengecek kondisi di tempat pemberangkatan. “Saya cek sungai di atasnya airnya tidak deras, atau landai. Saya kembali ke tempat pemberangkatan airnya juga tak masalah,” jelasnya.
Kondisi itu membuatnya yakin jika kegiatan susur sungai itu aman. Ia juga yakin mengadakan kegiatan susur sungai karena memiliki teman yang terbiasa mengurusi susur sungai. “Ada teman yang sudah terbiasa ngurusi susur sungai. Saya yakin saja nggak ada terjadi apa-apa,” jelasnya.
Isfan menyebut para siswa saat itu berjalan di pinggir sungai dan bukan di tengah sungai. Saat itu ketinggian air juga hanya sebatas lutut. “Mereka (siswa) berjalannya di pinggir. Kondisi air saat itu sekitar selutut,” terangnya.
Ia menyebut kegiatan susur sungai untuk melatih karakter siswa. Selain itu, untuk mengenalkan sungai ke siswa peserta Pramuka SMPN 1 Turi.
“Manfaatnya untuk latihan karakter, supaya bisa sedikit memahami sungai. Kemudian anak sekarang jarang main di sungai, menyusuri sungai, kita kenalkan ke mereka ini lho sungai,” ungkapnya.
Kini Isfan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia ditahan dan terancam hukuman lima tahun bui karena kelalaian yang menyebabkan tewasnya 10 siswa.
“Inisiatornya (susur sungai) adalah Isfan Yoppy,” kata Wakapolres Sleman, Kompol M Akbar Bantilan.
Ia menjelaskan, Isfan Yoppy saat kejadian justru meninggalkan siswa dan empat pembina untuk terjun ke sungai. “Siswa-siswi ini jalan dengan pembina. Justru Isfan ini tidak ikut turun dan pergi,” ujar Akbar.
Dari penyelidikan polisi, Isfan pergi karena hendak mentransfer sejumlah uang. Isfan baru datang ke lokasi sesaat setelah kejadian.
“Justru yang bersangkutan (Isfan Yoppy) tidak ikut turun, bahkan pergi karena ada urusan transfer sejumlah uang di bank. Baru ikut gabung setelah kejadian dan ikut melakukan pertolongan,” jelasnya.
Kasat Reskrim Polres Sleman, AKP Rudy Prabowo menambahkan lokasi kejadian itu merupakan lokasi baru untuk kegiatan susur sungai. Tahun sebelumnya, pihak SMPN 1 Turi juga melakukan kegiatan serupa di Sungai Sempor.
“Di tahun 2019 ada pernah satu kali, lokasinya di utara titik yang sekarang. Ini adalah titik baru. Dan inisiatornya adalah Isfan Yoppy,” kata Rudy.
Ia menjelaskan dari 7 pembina, 2 di antaranya merupakan pembina perempuan. “Ada 2 perempuan. Yang 7 itu, 2 cewek. Para tersangka ini tidak ikut turun. Riyanto menunggu di sekolah, Isfan Yoppy itu pas anak-anak turun pergi transfer, dan Danang itu waktu yang lain turun menunggu di jembatan finis,” katanya.
“Padahal, ketiga orang ini yang memiliki sertifikat keahlian yang seharusnya sudah punya manajemen risiko,” tambahnya.
Atas perbuatannya, polisi menjerat para tersangka ini dengan pasal berlapis, yakni pasal 359 dan 360 KUHP. (wip)
Sumber: Detik.com, Rmol.id