IslamToday ID – Gertakan reshuffle kabinet yang dilontarkan Presiden Jokowi mendapat tangapan banyak pihak. Gertakan itu dilontarkan Jokowi lantaran kecewa atas buruknya penanganan krisis kesehatan dan krisis ekonomi akibat covid-19.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin, menyarankan agar Presiden Jokowi mengisi kabinet dengan figur-figur yang ahli. Menurut Din, kabinet berisi para ahli bisa menyelamatkan kinerja pemerintahan yang buruk.
“Kinerja kabinet yang buruk hanya dapat diatasi dengan pembentukan Kabinet Ahli, dengan menempatkan anak-anak bangsa yang mumpuni dan berintegritas,” kata Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (30/6/2020).
Din juga meminta Presiden Jokowi menghindari balas jasa dan bagi-bagi kursi dalam menyusun kabinet. Ia berpesan agar Jokowi tidak memberi kesempatan pada orang-orang yang hanya fokus dengan kepentingan pribadi dan kelompok. Sebab, hal tersebut hanya akan menyebabkan kerugian politik bagi presiden.
“Maka rakyat akan menunggu realisasinya. Selain menteri yang berkinerja buruk, menteri-menteri yang angkuh dan cenderung menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi adalah kerugian politik (political liability) bagi Presiden,” terang Din.
Sebelas Menteri
Sementara itu, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane meminta Presiden Jokowi untuk tidak menggunakan reshuffle sebagai ancaman semata. Menurutnya, reshuffle ialah suatu keharusan di tengah kinerja menteri yang mulai tampak loyo dan tidak terarah. Terlebih, kebijakan presiden kerap kali tidak didukung oleh para menterinya.
“Misalnya, di saat Jokowi menyatakan listrik gratis di tengah pandemi Covid 19 terhadap pemakai golongan kecil, tapi listrik kelompok atas malah melonjak harganya. Jika dicermati, kasus listrik inikan sebuah tamparan yang memalukan Jokowi,” jelas Neta (29/6/2020).
Selain itu, kebijakan tidak menurunkan harga BBM ditengah turunnya harga minyak mentah dunia juga banyak dikeluhkan. Hal ini jelas berimbas pada kepercayaan masyrakat terhadap presiden.
Masuknya staf khusus milenial dalam kabinet Presiden Jokowi juga dinilai sesuatu yang gagal. Sejumlah staf khusus justru terlibat konflik kepentingan. Di sisi lain, kinerja menteri di kabinet Jokowi juga tampak loyo, tanpa terobosan.
“Tak ada satu pun terobosan baru dari para menteri Jokowi di tengah pademi Covid-19. Semua seakan ngumpet mengikuti “perintah di rumah saja,” imbuh Neta.
Padahal, di tengah pandemi Corona ide serta terobosan baru sangat dibutuhkan. Para menteri harusnya membantu Presiden untuk mendapatkan gagasan untuk menangani pendemi Covid-19. Sebaliknya, yang terlibat para menteri justru kebijakan kontroversial yang membuat gaduh masyarakat. Bahkan, kebijakan yang di keluarkan para menteri saling tumpang tindih.
Berdasarkan riset IPW setidaknya ada 11 menteri yang perlu diganti. Yakni Menkumham Yassona Laoly, karena telah membuat kegaduhan dengan melepaskan ribuan napi. Kemudian, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, lantaran yang tidak mampu mengatasi mafia perdagangan gula.
Selain itu, Menaker Ida Fauziyah karena mengizinkan TKA China masuk di tengah pandemi Covid-19. Berikutnya Mensos Juliari Batubara, karena tidak mampu mengkoordinasikan pembagian bansos.
Menteri Kominfo Johnny G Plate juga tidak memiliki kiprah yang jelas di tengah kebingungan Jokowi menghadapi pademi Covid-19. Berikutnya Menpora dan Menteri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama juga tidak terdengar suaranya.
Selain itu, Menteri Perhubungan Budi Karya juga layak diganti, karena tidak pernah muncul selama pelarangan mudik yang membuat kegaduhan. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita tak terdengar kiprahnya, Menteri BUMN Erick Thohir juga dinilai IPW kontribusinya dalam membangun BUMN sebagai daya dukung ekonomi di tengah pademi Covid 19.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan juga dinilai layak diganti lantaran selalu memunculkan kontroversi dan memicu kegaduhan.
“Pandemi Covid-19 ini harus menjadi momentum bagi Jokowi untuk mengevaluasi para menterinya. Agar ke depan bersamaan dengan diterapkannya new normal pemerintahan Jokowi bisa berlari kencang membangun negeri ini,” pungkasnya.
Penulis: Kukuh Subekti