IslamToday ID – Kalangan mahasiswa di Solo mengkritik majunya putera sulung Presiden Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon walikota kota Solo. Pencalonan keluarga presiden dalam pilkada dinilai melanggengkan politik dinasti dan mengancam demokrasi.
“Ini jelas menjadi ancaman bagi demokrasi. Tidak hanya di Solo tapi secara nasional juga,” ujar Laras, aktivis Kamisan Solo, Kamis (23/7/2020) dikutip dari cnnindonesia
Meskipun berhasil mengantongi rekomendasi PDIP dan mendapat dukungan dari mayoritas partai politik, Gibran dinilai minim kepemimpinan dan rekam jejak politik. Rekomendasi dari DPP PDIP untuk Gibran dinilai tidak tak lepas dari campur tangan kekuasaan.
Terlebih sebelumnya, ada drama penyingkiran pesaing Gibran, Achmad Purnomo. Wakil Walikota Solo ini sebelumnya digadang-gadang untuk menjadi Calon Walikota oleh DPC PDI Perjuangan. Tiba-tiba Presiden Jokowi memanggilnyake Istana. Menurut pengakuan Purnomo Jokowi menawarkan jabatan sebagai kompensasi.
“Ya ada (tawaran timbal balik), tapi bagi saya ndak perlu,” ungkap Purnomo, Jumat (17/7/2020) dikutip dari detik.com
Kondisi lantas berbalik, Purnomo yang semula menjadi batu sandungan begi Gibran, kini justru berada dibelakang putera sulung Presiden Jokowi dalam Pilkada Solo. Purnomo didaulat menjadi penasihat Tim Pemenangan Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa dalam Pilkada Kota Solo.
Menurut Laras, di era reformasi, politik dinasti bakal membuat bibit-bibit politisi potensial menjadi layu. Terlebih banyak partai yang gagal berkompetisi karena terjegal aturan angka ambang batas dalam pemilu.
“Akhirnya hanya mereka yang punya hubungan dengan kekuasaan dan pemodal yang bisa berpolitik. Sangat tidak mungkin menandingi Gibran. Purnomo yang sudah mendapat dukungan dari akar rumput PDIP Solo saja harus kalah dengan relasi kuasa,” katanya.
Aksi Kamisan Solo yang berisi mahasiswa berbagai pergurun tinggi di kota Bengawan ini mencoba menggugah pola pikir masyarakat terjebak dalam pola pikir feodal. Sehingga tidak menganggap bahwa pencalonan Gibran sebagai hal yang lumrah, melainkan sekenario melanggengkan dinasti politik.
“Langkah konkretnya jelas kita mengkampanyekan kesadaran politik di masyarakat. Tidak harus terjun langsung. Minimal rakyat sipil harus paham dengan politik tanah air,” kata Laras.
Untuk diketahui, pilkada 2020 kental dengan politik dinasti. Menantu Jokowi Bobby Nasution mencalonkan diri sebagai walikota dalam Pilkada Kota Medan. Siti Nur Azizah, puteri Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin juga akan berebut kursi Walikota Tangerang Selatan pada Pilkada tahun ini.
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo keponakan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, maju sebagai wakil walikota Tanggerang Selatan. Pilar Sinaga Ichsan yang merupakan keponakan dari Ratu Atut, mantan Gubernur Banten juga maju sebagai walil walikota Tangerang selatan.
Penulis: Arief Setiyanto