IslamToday ID –Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Ramli menilai, saat ini Indonesia makin mundur setelah 75 tahun merdeka. Bahkan menurutnya, Indonesia semakin tertinggal diantara negara Asia lainnya, padahal di tahun 1960-an banyak negara di asia senasib dengan Indonesia.
Lanjut RR, selama 75 tahun Indonesia hanya dinikmati oleh segelintir orang. Menurut RR hanya ada 20 persen rakyat Indonesia yang benar-benar merdeka, sebanyak 40 persen penduduk Indonesia belum menikmati kemerdekan. Mereka hidup susah, bahkan sulit untuk makan dan menikmati pendidikan.
“Nah 40 persen yang di bawah ini belum pernah menikmati arti kemerdekaan secara sesunguh-sungguhnya. Makan aja susah, sekolah berat dan lain-lainlah,” ujarnya dalam channel youtube sahabat rizal ramli (17/8/2020).
Menurutnya, indeks kesejahteraan 40 persen pendudukan Indonesia itu sangat memprihatinkan. Ia juga heran, 75 tahun merdeka, pemerintah belum bisa mengangkat 40 persen penduduk Indonesia itu menjadi sejahtera.
“kesejahteraan manusia yang 40 persen benar-benar masih payah. Nah kan ajaib luar biasa 75 tahun merdeka belum mampu mengangkat 40 persen ini ke atas,” imbuhnya
RR menambahkan, di akhir tahun 1960-an negara-negara di Asia termasuk Indonesia sama-sama miskin. Namun dalam kurun waktu 40 tahun banyak dari mereka menjadi negara maju seperti Singapura, Korea, China, dan Malaysia. Bahkan, kondisi China saat itu lebih miskin daripada Indonesia dengan pendapatan per kapitanya 50 dolar per tahun, dan Indonesia 100 dolar per tahun.
“Dalam waktu sekitar 40 tahun Korea masuk negara maju, Singapura negara maju 59ribu dolar perkapita. (sekarang) Kita masih 4ribu perkapita,” tutur Rizal.
Indonesia Makin Mundur
Menurut RR, semakin mundurnya Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain di disebabkan, banyaknya pemimpin Indonesia yang terlalu sibuk dengan pencitraan. Seperti masuk ke dalam gorong-gorong hingga menari-nari tiktok.
“Masuk gorong-gorong, main tik tok, nari-nari begitu . Kalau ditanya apakah sebagai pemimpin perlu pencitraan yes yes yes sangat perlu but it is not enough tidak cukup hanya modal pencitraan,” ujarnya
Ia menegaskan bahwa pemimpin yang hanya memiliki modal pencitraan hanya akan membawa kita kepada kemiskinan dan keterbelakangan. Menurutnya seorang pemimpin harus mempunyai visi, karakter, track record sehingga bisa membuat rakyat hidup lebih baik.
Salah satu pemimpin yang disindir oleh RR ialah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ia mengatakan di saat perekonomian Jawa Tengah defisit hingga 5,94persen sang gubernur justru asyik menari tik tok. Minusnya pertumbuhan ekonomi nasional bahkan lebih kecil jika dibandingkan defisit ekonomi Jawa Tengah yakni 5,32 persen.
“Di sisi lain, ada Gubenur Ganjar yang sangat populer main di Tiktok, cengengesan, nari-nari, sangat populer. Kok bisa Gubenur yang populer, prestasinya payah? Ada apa?” ucap RR (14/8/2020).
Menurut RR seharusnya para pejabat daerah di Jawa Tengah harus lebih agresif dalam menarik investasi di wilayahnya. Sebab banyak industri di China yang memindahkan pabriknya ke negara lain di kawasan Asia Tennggara. Jawa Tengah bahkan dinilai bisa menjadi kawasan industri baru sebab biaya hidupnya yang lebih murah jika dibandingkan dengan kawasan pantura Jawa Barat dan Jabodetabek.
“Gara-gara COVID-19 ini, banyak industri keluar dari China. Sebenarnya Indonesia bisa, ini kesempatan Jateng. Harusnya agresif. Sebab maaf, kesejahteraan masyarakat Jateng relatif rendah. Tapi Pak Gubernur terlalu sibuk main Tiktok. Dia pikir kalau populer bisa menyelesaikan masalah?” tutur RR.
Penulis: Kukuh Subekti