IslamToday ID — Direktur Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Kepulauan Bangka Belitung, Komisaris Besar Polisi Mirzal Alwi, baru-baru ini mengungkapkan negara-negara yang paling banyak memasok narkoba ke Indonesia.
Menurutnya, China merupakan salah satu negara terbesar mensuplai narkoba jenis shabu-shabu ke Indonesia.
Hal itu di sampaikan di Sungailiat, Selasa (18/8), pada acara bimbingan teknis di lingkungan pemerintah dalam rangka pengembangan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat pada 2020.
“Selain China, negara pemasok narkoba terbesar lainnya berasal dari Taiwan dan masih terdapat belasan negara lainnya yang melakukan tindak pelanggaran hukum,” jelasnya, dilansir dari Antara.
Seperti Singapura, imbuhnya, turut menjadi penyuplai barang haram tersebut meskipun dari negara tersebut bukan sebagai produsen.
“Besarnya permintaan narkoba di Indonesia termasuk jaringan pengedaraannya, mengakibatkan tindak pelanggaran hukum ini sulit ditaklukkan,” jelasnya.
Ia menilai, adanya unsur sengaja meregenerisasi pangsa pasar yang dilakukan oleh jaringan, sehingga terkesan jaringan pelaku ingin selalu eksis bisnis haramnya.
“Para jaringan narkoba memanfaatkan 10 persen dari hasil kekuatan penjualan narkoba itu untuk membiayai regenerasi pangsa pasar, hal itu yang menjadikan para pengguna narkoba di Indonesia tidak terputus.,” jelasnya.
Sebagai langkah pencegahan, Ia menjelaskan institusinya telah memprioritaskan pada tahun 2020 untuk melakukan pencegahan. Pencegahan akan digalakkan mulai dari lingkup terkecil masyarakat, yakni dalam lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan.
“Salah satu upaya pencegahan adalah pelaksanaan kegiatan seperti ini. Sosialisasi, bimbingan teknis, dan kegiatan lainnya yang bersifat memberikan edukasi kepada masyarakat luas terkait bahaya narkoba,” tandasnya.
China dan Myanmar
Sebelumnya, Inspektur Utama Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Eko Daniyanto pernah menyatakan bahwa, kebanyakan narkoba di dunia, termasuk Indonesia, berasal dari China dan Myanmar, saat ditemui di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2020), dilansir dari Kompascom
“Sekarang ini dunia dikuasai oleh dua kekuatan besar, China dengan Myanmar. Sekarang lebih banyak dari Myanmar. Makanya sekarang sindikat bagaimana berkolaborasi dengan sindikat yang lain untuk masuk ke Indonesia atau ke Malaysia,” ungkap Eko.
Menurutnya, sindikat pengedar narkoba tersebut menggunakan berbagai modus untuk menyelundupkan narkoba ke Indonesia.
Eko mengatakan, Indonesia masih menjadi tujuan utama para bandar tersebut yang menggunakan Malaysia sebagai jalur transit. Baru-baru ini, modus yang dilakukan adalah menggunakan mainan anak.
“Sekarang dia menggunakan bola. Kalau kita pegang itu semacam bola mainan anak-anak. Kalau dipukul dia nyala tapi dalamnya adalah sabu cair,” ujarnya.
Modus penyelundupan tersebut diakuinya bukan yang pertama kali. Ketika ia menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, kasus serupa pernah diungkap di tahun 2019.
Menurutnya, masih sulit membedakan antara mainan anak berbentuk bola tersebut dengan mainan yang telah diisi sabu cair. Namun, kata Eko, aparat akan mendeteksi dan mengecek benda-benda yang dicurigai sebagai medium penyelundupan narkoba.
Ia pun mengajak partisipasi masyarakat dalam memberantas peredaran barang haram tersebut.
“Ini luar biasa, memang harus kita antisipasi semuanya dan masyarakat jangan diam diri. Jangan terlalu mengandalkan kita tetapi semua berpartisipasi,” tandasnya.[IZ]