IslamToday ID –-Warga Solo dalam pilkada tahun 2020 ini tak perlu khawatir untuk golput. Pasalnya Ketua Bawaslu Kota Solo telah menyampaikan bahwa golput tidak dilarang.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Solo, Budi Wahyono beralasan, hingga saat ini tidak ada regulasi yang melarang golput. Bahkan tidak ada sanksi bagi mereka yang tidak menggunakan hak pilih
“Ketentuannya tidak ada. Coba tunjukkan ke saya kalau memang ada,” kata Budi (27/8/2020).
Budi mengungkapkan menyalurkan suara dalam Pilkada merupakan hak setiap warga negara yang bisa digunakan atau sebaliknya. Meskipun di dalam Undang-undang (UU) Pemilu No.7/2017 Pasal 515 mengatur menyinggung tentang golput dengan penjara selama 3 tahun dan denda maksimal Rp 36juta, menurut Budi itu hanya dalam konteks pemungutan suara.
“Itu pun konteksnya pada saat pemungutan suara,” ujar Budi.
PKS Abstain
Pernyataan Budi tersebut dalam rangka menjawab kemungkinan besar terjadinya Golput akibat abstainnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Solo. Hal ini berdampak pada banyaknya kader PKS yang tidak akan menggunakan hak pilih pada momentum Pilkada Desember mendatang. Keputusan abstain dari Pilkada Solo di tahun 2020 dinilai paling realistis daripada harus mengusung calon.
“Kita harus realistis. Maka kemungkinan kita akan netral dengan kata lain abstain,” ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu dan Pemilukada (BP3) DPD PKS Solo, Sugeng Riyanto (25/8/2020).
Sugeng mengungkapkan keputusan DPD PKS untuk abstain dari Pilkada Solo ini didukung penuh oleh seluruh pengurus PKS baik di tingkat kota hingga tingkat kelurahan. Selain itu pihaknya juga menggali aspirasi dari konstituen dan simpatisan partai yang juga menyuarakan hal yang sama. Mereka sama-sama tidak ingin jika PKS memberikan dukungan kepada pasangan Gibran Rakabuming Raka – Teguh Prakosa yang diusung PDIP.
“Demikian juga masukan dari teman-teman DPD dari berbagai daerah di Jawa dan luar Jawa. Artinya, kita tidak mungkin mengkhianati pendukung kunci PKS ini. Makanya kita tidak mendukung Gibran,” terang Sugeng.
Namun demikian, Sugeng menjelaskan bahwa keputusan resmi partai DPD PKS Solo belum dikeluarkan. Sebab masih menunggu pembahasan di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Jawa Tengah dan DPP PKS.
“Cuma dalam konteks sikap partai kita belum sampai menentukan sikap. Tapi ada opsi untuk abstain itu. Aspirasi dari teman-teman ini yang nanti kita komunikasikan dengan DPW dan DPP,” terangnya.
Prediksi Naiknya Golput
Kenaikan angka golput di Kota Solo diperkirakan akan meningkat pada Pilkada 2020 ini. Hal ini diungkapkan oleh Pengamat Politik dan Hukum Tata Negara Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto. Namun ia tidak bisa mempresentasikan berapa persen angka golput di Pilkada 2020 ini.
“Dugaan saya, angka golput tinggi di Solo, dibanding Pilkada yang kemarin,” jelas Agus (23/8/2020).
Agus mengemukakan ketidaksukaan terhadap dua pasanggan calon yang ada menjadi penyebab tingginya angka golput. Baik itu untuk pasangan Gibran-Teguh maupun pasangan independen Bajo.
“Karena situasi sekarang ini, tidak semua suka Gibran apalagi isu-isu dinasti politik dan sebagainya,” ungkapnya.
“Dan tidak semua orang suka Bajo, tidak tahu dia siapa, apa programnya, dan kegiatannya apa,” imbuh Agus.
Agus juga menilai tidak mudah bagi seorang pemilih untuk menjatuhkan pilihan. Ketika seorang pemilih tidak memilih Gibran bukan berarti seorang pemilih tersebut akan langsung memilih pasangan Bajo.
Disisi lain Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo dan juga Wakilnya Achmad Purnomo keduanya sama-sama memprediksi jika partisipasi Pilkada Solo tahun 2020 akan mengalamki penurunan. Selain itu angka golput juga diprediksikan akan meningkat. Salah satu alasannya ialah Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta masih difokuskan pada penanganan pandemi Covid-19.
“Saya perkirakan juga akan berpengaruh pada tingkat partisipasi aktif para pemilih. Secara otomatis jumlah partisipasi aktif pemilih akan berkurang. Jangan salahkan kalau banyak yang golput,” kata Purnomo dikutip dari republika.co.id (17/6/2020).
Meskipun demikian Ketua KPUD Solo masih optimis dengan naiknya angka partisipasi. Dia menargetkan angka partisipasi pada Pilkada Solo tahun 2020 ialah 77,5 persen. Hal ini berdasarkan ketercapaian pada pemilu tahun 2005 (Pilkada Jokowi kali pertama) yakni mencapai 76 persen. Meskipun pada dua pilkada setelah itu mengalami penurunan menjadi 71 persen dan 74 persen.
Penulis: Kukuh Subekti