IslamToday ID –Kasus penusukan terhadap Syekh Ali Jaber menjadi perhatian serius Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsuddin. Ia meminta pihak kepolisian untuk tidak mudah percaya jika pelaku penusukan mengalami gangguan jiwa. Din menegaskan, aparat kepolisian tetap harus mengusut tuntas kasus kekerasan tersebut. Din meyakini jika penyerangan itu bagian dari sekenario teror terhadap ulama.
“Polri jangan terlalu mudah percaya dengan pengakuan orang tua pelaku bahwa pelaku sudah empat tahun mengalami gangguan kejiwaan,” kata Din kepada wartawan, Selasa (15/9/2020).
Din menuturkan, beredar banyak kesaksian di media sosial yang menyatakan bahwa tersangka AA tidak gila. Diantaranya, tersangka seperti menggunakan media sosial, dan berakhtifitas ditempat umum seperti orang pada umumnya. Menurut Din, polisi tidak boleh meremehkan dan mengabaikan beragam kesaksian masyarakat tersebut.
Selain itu, Din juga melihat adanya kejanggalan jika pelaku disebut memiliki gangguan jiwa. Sebab, pelaku sengaja datang ke lokasi ceramah Syekh Ali Jaber dengan membawa pisau. Selain itu, pelaku juga hanya menargetkan Syekh Ali Jaber.
“Tidaklah masuk akal sehat jika ada seorang gila merencanakan suatu perbuatan dengan mendatangi sebuah acara berpakaian rapih dengan sengaja membawa pisau dan kemudian menuju sasaran tertentu kecuali ia adalah seseorang yang waras dan patut diduga merupakan suruhan dari pihak yang memiliki tujuan tertentu,” katanya.
Oleh karena itu, Din mendesak Polri mengusut tuntas kasus penusukan terhadap Syekh Ali Jaber. Din juga mendesak kepolisian mengungkap dalang dibalik penyerangan tersebut. Sebab, ia meyakini penyerangan tersebut merupakan bagian dari sekenario teror terhadap ulama.
“Kami meyakini bahwa tindakan penikaman itu adalah bentuk kriminalisasi terhadap ulama/tokoh Islam dan dirasakan merupakan bagian dari skenario terorisasi terhadap ulama dan tokoh Islam,” pungkasnya. (AS)