IslamToday ID — Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengaku penanganan covid-19 di Indonesia masih memerlukan banyak perbaikan. Luhut mengungkapkan, selama ini belum ada standar yang jelas pada rumah sakit yang menjadi tempat rujukan pasien covid-19.
Luhut menuturkan, dari hasil analisisnya sebanyak 61 rumah sakit di DKI Jakarta, ternyata belum memiliki standar yang jelas dalam penanganan covid-19. Kata Luhut, dari hasil pengecekan lapangan mengaku fasilitas di beberapa rumah sakit belum baik untuk penanganan covid-19. Oleh karena itu menurut Luhut, perlu standarisi yang jelas, mulai dari fasilitas, hingga tenaga kesehatan yang bertugas.
“Di 61 rumah sakit rujukan di Jakarta ini harusnya bisa punya standar sama, di ICU-nya, obatnya, penanganan dokternya, nurse-nya, alat-alatnya,” kata Luhut dalam acara Mata Najwa yang disiarkan di Trans7 secara langsung, Rabu (23/9/2020).
Luhut menambahkan, secara umum belum ada perbaikan dalam penanganan covid-19 di Indonesia. Tidak heran jika kasus covid-19 di Indonesia tidak kunjung mereda.
“Bahwa sekarang belum ada perbaikan yang signifikan. Sama sekali belum,” imbuhnya
Namun demikian, Luhut mengaku telah melakukan pemantauan lapangan dan membuat analisis untuk melakukan perbaikan. Hal itu dilakukan setelah ia diminta langsung oleh Presiden Jokowi untuk menekan kasus covid-19 di Indonesia. Kata Luhut, salah satu upaya yang bisa dilakukan ialah perbaikan standarisasi layanan di rumah sakit yang menjadi rujukan pasien covid-19.
“saya pikir kalau tadi penanganan di rumah sakit kami bisa lakukan, lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, seperti dilaporkan Media Indonesia, 23 September 2020 Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan ketersediaan tempat tidur perawatan intensif/ICU untuk pasien covid-19 semskin menipis. Dari jumlah tempat tidur ICU sebanyak 658 yang tersebar di 67 rumah sakit (RS) rujukan covid-19, keterpakaiannya sudah mencapai 79%. Artinya tersisa 21% kapasitas lagi.
Melihat kondisi tersebut, Anggota DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, berpendapat, selain menambah tempat tidur di rumah sakit rujukan covid-19, Pemprov DKI harus lebih menekan angka kasus covid-19.
Menurut Gilbert menipisnya kapasitas rumah sakit lantaran masih banyak masyarakat yang tidak disiplin. Oleh akrena itu ia menilai pelacakan kontak melalui data pasien covid-19 perlu dioptimalkan. Dengan data tersebut, menurutnya Pemprov DKI melakukan pengawasan pada daerah yang menyumbang pasien covid-19.
“Data asal penderita, berupa demografi bisa digunakan untuk memetakan daerah yg perlu diawasi,” imbuhnya. (AS)