IslamToday ID — Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah ormas Islam lain tampak hadir dalam aksi demonstrasi “1310” penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di Jakarta, Selasa (13/10).
FPI mengusung lima tuntutan kepada pemerintah dan DPR, melalui spanduk yang dipasang besar-besar di mobil komando.
Pertama, tuntutan FPI yakni menolak Rancangan Undang-undang (RUU) HIP/BPIP dan tangkap inisiatornya.
Kedua, bubarkan partai makar terhadap Pancasila.
Ketiga, mendesak MPR segera memakzulkan Presiden Jokowi.
Keempat, menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja
Kelima, kepada pemerintah dan DPR agar membatalkan Perppu Corona.
“Beberapa waktu lalu sama kita saksikan sebagian kawan kita, buruh, mahasiswa, mereka menuntut menggagalkan Omnibus Law. Bukan hanya kesalahan oleh legislatif, tapi biangnya adalah eksekutif. Maka kita meminta Bapak Jokowi mundur,” ujar Ustadz Salman Al Farisi, Perwakilan FPI DKI Jakarta dalam orasinya di aksi yang digelar di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (13/10).
Salman menyatakan saat ini ketidakadilan ada di tengah-tengah masyarakat.
Bahkan, Ia menegaskan FPI tidak akan membiarkan hal itu bertahan lebih lama.
“Karena ketidakadilan ada di tengah kita, maka kita umat Islam tidak akan membiarkan ada ketidakadilan,” tegasnya, dikutip dari CNN Indonesia.
“Apa kalian di sini takut dengan tentara yang ada di depan?” serunya dalam orasinya. “Tidak,” jawab massa aksi.
Dalam aksi demo 1310 , FPI bergabung bersama dengan Persaudaraan Alumni 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.
Ketiganya bergabung dalam wadah bernama Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI.[IZ]