ISLAMTODAY ID — Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir mengatakan, HAM (Hak Azasi Manusia) merupakan komitmen global sebagai wujud penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia. Hal tersebut disampaikannya dalam peringatan Hari HAM Internasional, Kamis 10 Desember.
Haedar menegaskan, Islam merupakan sebuah agama yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan hak dasar hidupnya.
Ia menekankan, Islam meletakkan manusia ‘fii akhsani taqwim’ (diciptakan sempurna) dalam semulia-mulianya penciptaan.
“Penghormatan terhadap laki-laki dan perempuan, terhadap segala kebebasan yang jadi hak milik manusia sebagai insan yang diciptakan mulia, terhadap hidup kebersamaan, saling menyelamatkan sebagai bagian dari hifdun nafs (menjaga jiwa manusia),” ujar Haedar Nashir, Kamis (10/12/2020).
Ketum PP Muhammadiyah ini melihat, saat ini masih ada berbagai kelemahan dalam praktik penegakan HAM di republik tercinta Indonesia. Kewajiban bersama, HAM universal atau konstitusional dalam Pancasila dan UUD 45, diwujudkan dalam kehidupan kita sebagai bangsa.
Namun, bersamaan itu, kesadaran akan HAM setiap warga bangsa harus disertai semangat mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab. Yang mana, pelaksanaan HAM tiap warga tidak boleh menciderai dan menganggu serta merugikan hak asasi yang lain.
Semangat persatuan Indonesia perlu jadi bingkai dalam kehidupan kita tegakkan HAM. Keadaban, keadilan, etika, kemulian hidup dan nilai-nilai luhur dalam agama yang hidup dalam Pancasila dan kehidupan luhur bangsa jadi pembingkai menegakkan HAM.
“Negara juga harus tetap menghormati dan terus meningkatkan berbagai jaminan konstitusional agar setiap warga negara sebagaimana dijamin oleh konstitusi dapat hidup sesuai dengan prinsip hak asasi manusia,” ujar Haedar Nashir, dikutip dari Republika.
Ketum PP Muhammadiyah ini menegaskan, siapapun di republik ini, termasuk negara, tidak boleh melanggar dan merugikan HAM. Itulah refleksi agar HAM bangsa Indonesia dibangun dalam kerangka kehidupan kolektif berbasis agama, Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa.
“Sekaligus koherensi dengan HAM yang bersifat universal, yang dalam pesan Islam melahirkan tata hubungan HAM, dan relasi antar bangsa yang rahmatan lil alamin (menjadi rahmat bagi semesta),” tandasnya.[IZ]