(IslamToday ID) – Muhammadiyah berencana untuk menarik seluruh dananya dari Bank Syariah BUMN. Hal itu diumumkan usai tiga bank syariah milik BUMN yakni BNI Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri (BSM) menandatangani akta penggabungan (merger) menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI).
Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengaku belum bisa memberi jawaban pasti berapa besar dana yang akan ditarik. Namun, sempat beredar bocoran nilainya bisa mencapai Rp 15 triliun. Saat dikonfirmasi langsung, ia tak membantah maupun mengiyakan bocoran angka tersebut.
“(Rp 15 triliun ya?) Waduuuuh itu baru bisa terjawab mungkin di akhir Januari. Kan BSI saja baru akan jalan tanggal 1 Februari 2021,” kata Anwar seperti dikutip dari Detik, Senin (21/12/2020).
Saat ini, jumlah dana yang mau ditarik Muhammadiyah itu sedang dihitung oleh tim khusus internal mereka. Tim khusus itu sudah terbentuk dan diketuai oleh Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Zamroni.
“Lagi dihitung oleh tim,” katanya.
Untuk diketahui, pengumuman Muhammadiyah menarik dana dari ketiga bank itu keluar tepat usai digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terkait merger dan komposisi komisaris dan direksi bank syariah tersebut.
Secara terbuka, Muhammadiyah mengungkapkan alasannya mau menarik dana dari sana. Pertama, dana itu mau dialihkan ke bank syariah kecil, sehingga lebih menjangkau UMKM
“Juga mengalihkan seluruh pembiayaan yang diterimanya kepada bank baru yang menjadi mitranya, apakah itu bank negara syariah yang tidak ikut merger atau Bank Pembangunan Daerah (BPD) Syariah atau BPD yang ada unit syariahnya serta kepada bank-bank umum syariah atau bank-bank umum yang punya unit syariahnya,” ungkapnya.
Alasan penarikan dana dari Bank Syariah BUMN tersebut adalah karena menurut Anwar, dari awal misi ekonomi organisasi Islam ini adalah memajukan ekonomi umat atau rakyat, serta UMKM. Salah satu cara Muhammadiyah mewujudkan misinya tersebut adalah meletakkan dananya di bank-bank syariah yang dianggap lebih dekat dengan umat.
Namun, merger bank syariah BUMN telah membuat bank-bank tersebut menjadi lebih besar dan kuat dari skala sebelumnya. Apalagi ada anggapan bahwa Bank Syariah Indonesia akan menjadi 10 besar bank syariah terbesar di dunia. Dikhawatirkan, umat atau rakyat kecil maupun UMKM bakal sulit menjangkau pinjaman ke bank dengan skala sebesar itu.
“Hal ini perlu dipikirkan oleh Muhammadiyah karena Bank Syariah Indonesia ini sudah menjadi sebuah bank syariah milik negara yang besar dan sudah sangat kuat, di mana bank ini akan menjadi 10 bank syariah terbesar di dunia. Mungkin sudah waktunya bagi Muhammadiyah untuk tidak lagi perlu mendukung Bank Syariah Indonesia milik negara tersebut,” tuturnya.
Alasan lainnya adalah dari segi kedireksian yang ditunjuk usai aksi merger itu berlangsung. “Melihat komposisi Komisaris, Direksi dan DPS PT Bank Syariah Indonesia hasil merger yang baru diumumkan maka mungkin Muhammadiyah sebaiknya melakukan pengkajian tentang hal tersebut,” imbuhnya.
Kini, Muhammadiyah berencana membentuk tim khusus dari para ahli keuangan, bankir, hingga mantan regulator untuk mempersiapkan rencana penarikan dana tersebut. Agar dana-dana itu bisa segera dialihkan ke bank syariah lainnya.
“Untuk itu kita harapkan tim ini segera dibentuk oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah supaya Muhammadiyah dalam waktu dekat atau dalam waktu yang tidak terlalu lama sudah bisa menarik dan memindahkan semua dana-dananya yang ada di Bank Syariah Indonesia hasil merger tersebut,” ucapnya.
Komitmen Tak Kendor
Merespons rencana itu, salah satu bank syariah BUMN yang ikut dalam merger tersebut buka suara. Sekretaris Perusahaan PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) Mulyatno Rachmanto langsung mematahkan anggapan tersebut.
“Komitmen Bank Syariah Indonesia untuk pelaku UMKM tidak akan kendor. Bahkan dengan bersatunya tiga bank, Bank Syariah Indonesia akan mampu memperkuat dukungan kami untuk lebih banyak pelaku UMKM di Indonesia,” ujar Mulyanto, Jumat (18/12/2020).
Ia menjelaskan bahwa komitmen terhadap UMKM itu sudah tercantum dalam rancangan penggabungan Bank Syariah BUMN dan sudah dipublikasikan pula ke publik.
“Bank Syariah Indonesia akan terus memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM, di antaranya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan melalui produk dan layanan keuangan syariah yang sesuai dengan kebutuhan UMKM, baik secara langsung maupun melalui sinergi dengan bank-bank Himbara dan pemerintah Indonesia,” tegasnya.
Bank Syariah Indonesia pun menyatakan kesiapannya berkolaborasi dengan Muhammadiyah, NU, dan organisasi kemasyarakatan lainnya. “Karena merekalah tulang punggung perekonomian nasional,” imbuhnya. [wip]