(IslamToday ID) – Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didik J Rachbini menyatakan upaya pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2021 ini diprediksi akan sulit dan berat. Sebab sejauh ini kondisi pandemi Covid-19 belum bisa dikendalikan pemerintah.
“Faktor paling utama di dalam memperkirakan perkembangan ekonomi tahun 2021 tidak lain adalah pandemi Covid-19, yang sekarang sudah membawa ekonomi masuk dalam kubangan resesi,” kata Didik seperti dikutip dari RMOL, Kamis (7/1/2021).
Sebagai buktinya, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) ini menjabarkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 terkontraksi minus 5,32 persen, dan pada triwulan ketiga minus 3,49 persen.
“Pertumbuhan negatif yang semakin kecil memberikan indikasi bahwa perekonomian berjalan lebih baik, tetapi bukan berarti sudah terjadi proses pemulihan menuju pertumbuhan positif,” ungkap Didik.
Beriringan dengan kondisi ekonomi tersebut, mantan anggota DPR dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyebutkan, sejak Maret 2020 hingga Januari 2021 jumlah kasus positif harian di Indonesia terus meningkat dari mulanya ratusan hingga hampir menembus 10.000 per hari.
“Belum ada tanda-tanda menurun, sementara itu negara lain sudah memperlihatkan tanda-tanda penurunan relatif lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Dan dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan negara-negara ASEAN, kebijakan dalam mengatasi Covid-19 ini tertinggal dan gagal,” katanya.
Oleh karena itu, Didik melihat akar masalah dari resesi dan krisis ekonomi nasional adalah karena faktor pandemi Covid-19 yang belum bisa dikendalikan pemerintah.
“Perkiraan perkembangan ekonomi dari INDEF, saya, dan kawan-kawan, memperlihatkan masalah berat dalam kebijakan mengatasi pandemi ini, sehingga akan berdampak krusial bagi perekonomian 2021, yang diprediksi oleh pemerintah sebagai tahun pemulihan ekonomi pasca pandemi,” ungkap Didik.
“Itu semua merupakan harapan kita, tetapi melihat apa yang dikerjakan pemerintah dalam hal penanganan Covid-19 ini, maka harapan tersebut tertutup awan hitam. Karena tidak terlihat perkembangan, tidak pasti kapan Covid-19 bisa teratasi atau setidaknya memperlihatkan kecenderungan kasus yang semakin menurun,” tambahnya. [wip]