(IslamToday ID) – Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri secara khusus terjun ke lapangan untuk melakukan penyelidikan terhadap penyebab banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono menyatakan dalam penyelidikan tersebut berhasil ditarik kesimpulan penyebab utama banjir di Kalsel adalah akibat curah hujan tinggi.
“Bareskrim sudah turun tim, ternyata memang kenapa banjirnya itu karena memang faktor curah hujan saat itu sangat tinggi dari BMKG di sana,” kata Rusdi seperti dikutip dari Tribrata News, Selasa (26/1/2021).
Dalam penyelidikan yang dilakukan oleh Bareskrim itu, Rusdi menuturkan bahwa pihaknya telah mengecek ke pihak syahbandar atau kepala pelabuhan setempat.
Dari hasil pengecekan tersebut diketahui bahwa pada saat itu gelombang laut pasang tengah tinggi dan mencapai 2,5 meter.
“Memang pada saat itu gelombang sangat tinggi antara 2 sampai 2,5 meter, sehingga itu berpengaruh terhadap arus balik ke daratan. Ini sementara hasil turun lapangan dari Bareskrim,” kata Rusdi.
Lebih lanjut ia mengatakan, sejauh ini pihaknya belum memutuskan langkah selanjutnya terkait banjir tersebut, seperti misalnya memeriksa dinas terkait. Pihaknya masih mengumpulkan sejumlah informasi untuk menentukan penyebab banjir itu. “Belum ada tindakan lain,” ujar Rusdi.
Temuan dari Bareskrim ini sama dengan apa yang diutarakan oleh Presiden Jokowi. Sebelumnya, Jokowi mengeluarkan pernyataan bahwa banjir besar di Kalsel terjadi lantaran curah hujan yang tinggi kala mengunjungi lokasi banjir.
Seperti diketahui, salah satu perusahaan tambang batubara berskala besar yang beroperasi di Kalsel adalah PT Arutmin Indonesia, anak usaha PT Bumi Resources Tbk, grup usaha Bakrie.
General Manager (GM) Legal and External Affairs PT Arutmin Indonesia, Ezra Sibarani tak menampik, pembukaan lahan secara besar-besaran bisa saja menjadi salah satu faktor penyebab banjir.
Pembukaan lahan tersebut bisa disebabkan oleh berbagai macam kegiatan seperti perkebunan khususnya sawit, pertambangan, dan pertanian.
Kendati begitu, Ezra menegaskan bahwa penyebab utama terjadinya banjir di Kalsel perlu dilihat kembali dan dievaluasi secara mendalam.
“Seperti yang sudah disampaikan Bapak Presiden, curah hujan beberapa hari terakhir memang sangat tinggi, bahkan jauh di atas curah hujan rata-rata beberapa tahun terakhir. Selain itu, sistem drainase apakah sudah cukup memadai atau tidak,” kata Ezra seperti dikutip dari Kontan.
Dalam hal pembukaan lahan, Ezra pun menekankan bahwa aktivitas tersebut harus dilihat kembali, apakah sudah memiliki kajian lingkungan (amdal) yang sudah dievaluasi dan disetujui pemerintah atau tidak.
Sebab fakta di lapangan menunjukkan masih banyak ditemukan kegiatan-kegiatan pembukaan lahan untuk perkebunan, pertanian, dan pertambangan yang tidak dilakukan evaluasi kelayakan lingkungan dan tidak memiliki izin amdal. “Hal ini perlu perhatian dan tindakan tegas dari pemerintah,” sambung Ezra. [wip]