(IslamToday ID) – Rektor yang juga Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof Dr Komarudin berharap Peta Jalan Pendidikan (PJP) 2020-2035 yang sedang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak meninggalkan akar budaya dan identitas bangsa Indonesia.
Komarudin menilai idealnya PJP tetap berangkat dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. “Idealnya tidak boleh mencabut akar budaya bangsa, apalagi identitas bangsa, tidak boleh. Itu akan layu sebelum berkembang kalau meninggalkan identitas bangsa,” ujarnya seperti dikutip dari Republika, Sabtu (13/3/2021).
Komarudin menyadari jika pendidikan perlu menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi saat ini maupun yang akan terjadi di masa depan, termasuk juga persaingan global. Akan tetapi, ia menekankan PJP tidak boleh mengabaikan hal-hal yang bersifat fundamental dari budaya bangsa Indonesia itu sendiri.
Karena itu, mulai dari landasan filosofis, sosiologis, historis, yuridis, tuntutan atau kebutuhan harus berlandaskan budaya bangsa. “Jadi menurut saya harus ke sana, tidak mesti harus mengikuti pola yang ada di luar negeri. Jadi bagaimana pun kita akar budaya berbeda dengan mereka, tapi bahwa kita harus dipacu untuk cepat berkembang dan sebagainya itu sebuah keharusan juga, tinggal bagaiamana diimplementasikan,” ungkapnya.
Komarudin juga berharap dalam pembahasan pra konsep PJP 2020-2035, Kemendibud melibatkan berbagai stakeholder, termasuk dari unsur perguruan tinggi. Hal ini untuk memastikan PJP lebih komprehensif dan mengakomodasi tantangan-tantangan pendidikan di masa depan.
“Pada prinsipnya semua stakeholder itu harus dilibatkan agar PJP ini bisa lebih komprehensif, apalagi nanti akan dituangkan dalam bentuk UU, agar tidak ada kontroversi seperti frasa agama kemarin,” ungkapnya.
Ia pun menyebut hingga saat ini UNJ belum dimintai masukan terkait pra konsep PJP, sehingga pihaknya belum mengetahui detail mengenai draf PJP tersebut. Namun, ia memastikan UNJ siap memberi masukan agar PJP lebih komprehensif.
“Karena belum mengkaji secara utuh, maka kami harus pelajari bagian mana yang menurut kami akan diberi masukan atau diberi penguatan, akan kita pelajari, draf kami belum dapat, nanti akan kami diskusikan,” ujarnya. [wip]