(IslamToday ID) – Ketua Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al Quds dan Palestina (KPIQP), Ustazah Nurjanah Hulwani menyatakan perempuan dan anak-anak adalah pihak yang paling merasakan penderitaan akibat penjajahan zionis Israel.
“Yang kita lihat setiap penjajahan yang dilakukan oleh zionis Israel yang pertama merasakan penderitaan adalah perempuan dan anak-anak,” kata Ustazah Nurjanah saat webinar bertema “Duka Perempuan dan Anak Al Quds Duka Kita”, Sabtu (13/3/2021).
Ia mengatakaan, di Yerusalem atau Al Quds terjadi penggusuran dan penghancuran rumah penduduk, serta penangkapan warga Palestina. Hal yang sangat menyedihkan ada sekitar 500 rumah di Al Quds dihancurkan dalam setahun.
Sebetulnya rumah-rumah yang dihancurkan itu milik warga sipil Palestina. Kalau melihat cara mereka merebut rumah atau tanah Palestina, jelas itu dilakukan dengan cara biadab.
“Mereka membawa buldoser, membawa tentara, dengan keji mereka masuk mendobrak pintu rumah dengan keras, semua orang yang ada di rumah itu, ada bapak atau ibu yang sedang sakit, ibu yang sedang menyiapkan sarapan untuk anaknya, dikeluarkan seperti mengeluarkan barang dari rumah,” ujarnya.
Ia mengatakan, kemudian dalam prosesnya tentara Israel mengatakan apakah warga Palestina akan menghancurkan rumah dengan alat buldoser ini. Kalau ingin menggunakan alat buldoser ini, maka mereka diharuskan mengeluarkan biaya. “Dan biayanya tentunya mahal,” kata Ustazah Nurjanah.
Ia menjelaskan, tentara Israel juga menawarkan jika warga Palestina tidak mampu membayar, maka Israel menunggu agar dihancurkan sendiri dengan tangan.
“Kita tahu rumah-rumah warga Palestina di Palestina adalah rumah 1,5 miliar umat Islam (di dunia), ketika mereka diminta untuk menghancurkan (rumahnya) sebetulnya mereka menghancurkan rumah kita,” ujarnya.
Ustazah Nurjanah mengungkapkan, tidak bisa dibayangkan bagaimana saudara-saudara bangsa Palestina yang bertahan dengan segala keterbatasan. Mereka masih menjaga harga diri umat Islam, sementara mereka harus kehilangan rumahnya dan menghancurkan rumahnya oleh tangannya sendiri.
“Tentu ini penghinaan yang berlipat-lipat yang dirasakan oleh saudara-saudara kita di Al Quds,” kata Ustazah Nurjanah.
Ia juga menyoroti blokade Gaza yang sampai saat ini sudah berusia 14 tahun. Akibat blokade ini listrik hanya empat jam menyala di Gaza dalam sehari.
Angka kemiskinan di Gaza juga sebanyak 58 persen. Mereka hanya memiliki satu pintu untuk keluar dan masuk. Banyak warga Gaza yang terluka, menjadi yatim dan janda. Mereka juga menghadapi kesulitan ekonomi.
“Semua penderitaan yang dialami saudara-saudara kita di Gaza, mereka berjuang dan bertahan dengan menghapal Alquran, mereka berjuang untuk bertahan kuliah, berjuang mengurusi anak-anak semampunya,” jelasnya.
Ustazah Nurjanah mengutip hadis Rasulullah SAW, seseorang yang mengurung kucing dan tidak diberi makan bahkan disiksa, maka Allah akan memberikan azab kepadanya.
“Apa yang kita jawab saat Allah bertanya di akhirat, di mana kalian saat para penghafal Alquran di Gaza menjaga Masjid Al Aqsa, mereka kekurangan air, dikurung, dibuat yatim, dibuat janda, dimiskinkan oleh penjajah (zionis Israel)? Mereka hidup dengan segala keterbatasan, mereka menjaga Masjid Al Aqsa dari jauh,” ujarnya.
Ustazah Nurjanah juga menyampaikan, jumlah tawanan perempuan dan anak-anak Al Quds sangat banyak sekali, hingga mencapai ribuan. Anak-anak Al Quds yang ditawan zionis Israel disiksa seperti penyiksaan yang dilakukan terhadap orang dewasa. [wip]