(IslamToday ID) – Kementerian Agama (Kemenag) menerjunkan Penyuluh Agama Islam (PAI) untuk mengedukasi para penganut ajaran Hakekok Balakasuta di Pandeglang, Banten.
Penyuluh Agama Cigeulis, Pandeglang, Mahli Yudin yang datang ke lokasi mengatakan, pihaknya sudah melakukan survei untuk memberikan edukasi tersebut. Edukasi juga rencananya dilakukan dengan melibatkan tokoh agama setempat.
“Kami sudah datang ke lokasi dan ke depan kami juga akan melibatkan tokoh agama setempat untuk memberikan pembinaan secara keagamaan dan pendekatan secara kultur budaya terhadap penganut aliran ini,” kata Mahli seperti dikutip dari situs Kemenag, Rabu (17/3/2021).
Seiring dengan proses edukasi yang akan dilaksanakan, katanya, pihaknya juga saat ini telah berkoordinasi dengan kepolisian, pemerintah kabupaten, tokoh agama, dan lainnya. Koordinasi tersebut dilakukan untuk memastikan tidak terjadi keributan dan tindakan main hakim sendiri dari masyarakat lainnya.
Menurut Mahli, ajaran Hakekok tersebut sudah lama muncul di Pandeglang, Banten, tepatnya sejak 2009. Ajaran tersebut pernah dikembangkan di padepokan atau majelis zikir di Desa Sekon, Kecamatan Cimanuk, Pandeglang.
“Waktu itu sampai membuat keresahan warga yang secara spontan langsung melakukan pembakaran padepokannya. Kami terus berupaya memantau agar hal itu tidak terjadi lagi,” katanya.
Adapun ajaran Hakekok diketahui setelah adanya sekelompok warga melakukan ritual bugil yang viral di media sosial. Kejadian tersebut berlangsung di penampungan air PT GAL di tengah perkebunan kelapa sawit, Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten.
Kepolisian telah mengamankan 16 orang pengikut ajaran tersebut yang terdiri dari lima perempuan dewasa, delapan laki-laki, dan tiga anak-anak.
Menurut Mahli, kegiatan ritual tersebut baru dilaksanakan satu kali dengan tujuan membersihkan diri dari segala dosa dan menjadikan diri lebih baik. Ajaran tersebut mengadopsi ajaran Hakekok yang dibawa almarhum Abah Edi dan diteruskan oleh Arya dengan ajaran Balakasuta pimpinan Abah Surya Leuweung Kolot. [wip]