(IslamToday ID) – Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didik J Rachbini menilai kondisi perekonomian dalam negeri selama setahun lebih masa pandemi Covid-19 masih belum membaik.
Pasalnya, ia melihat jumlah pengangguran yang ada sekarang ini semakin naik jika dibandingkan masa sebelum pandemi Covid-19.
Didik menjabarkan, ada dua kategori pengangguran yang sekarang ini ada. Pertama, pengangguran terbuka atau warga Indonesia yang sama sekali tidak bekerja, yang jumlah kenaikannya cukup pesat.
“Dengan adanya Covid ini pengangguran itu bertumbuh dari sekitar 7 juta menjadi 10 juta atau hampir 11 juta orang. Jadi 3-4 juta meningkat. Itu pengangguran terbuka,” ujar Didik dalam wawancara di kanal YouTube Bravos Radio Indonesia seperti dikutip dari RMOL, Jumat (23/4/2021).
Kemudian, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) ini menjelaskan kategori pengangguran yang kedua, yaitu pengangguran terselubung.
Di mana, pengangguran terselubung ini ia definisikan sebagai orang-orang yang tidak sepenuhnya menganggur. Tapi masih bekerja beberapa jam dalam kurun waktu satu pekan lamanya.
“Orang-orang yang dalam survei satu minggu yang lalu (ditanya), ‘Kamu bekerja enggak?’ Bekerja. ‘Seminggu berapa jam?’ Dua jam tiga jam. Itu pengangguran terselubung,” ucap Didik.
“Jumlahnya dua kali lipat. Jadi pengangguran terbuka dan terselubung itu hampir 30 juta, 29 juta sekian. Jadi jumlahnya besar dan masif,” sambungnya.
Karena itu, Ketua Dewan Pengurus Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) ini meminta negara, dalam hal ini pemerintahan Presiden Jokowi untuk memberikan kebijakan yang serius membantu dan memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat.
Sebab disamping itu, ada sektor informal yang menurut Didik jumlahnya naik dari 45-50 persen menjadi 60 persen. Hal ini menegaskan banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan dan harus memilih aktif di sektor informal yang pemasukannya tidak pasti.
“Apa sektor informal? (Misalnya) dia jualan yang tidak bermutu, pendapatannya rendah, jam kerjanya rendah, semuanya rendah. Jadi sekarang kita menghadapi hal-hal yang betul-betul riskan,” paparnya.
“Maka kita harus prihatin, negara dan lingkungan sekitar harus berupaya mengatasi ini. Itu keadaannya,” tambah Didik. [wip]