(IslamToday ID) – 1 Juta dosis vaksin Sinopharm sudah tiba di Indonesia yang akan digunakan dalam program vaksinasi gotong-royong atau vaksinasi mandiri.
BPOM telah menerbitkan emergency use authorization (EUA). Jadi vaksin ini bisa langsung segera dipakai setelah lot release keluar tiga hari setelah kedatangan.
Sinopharm memiliki efikasi (tingkat kemanjuran) 78 persen dan tertinggi dibandingkan vaksin-vaksin lain yang dipakai di Indonesia sejauh ini.
Tak sedikit juga yang bertanya-tanya, apabila seseorang telah menerima vaksin lain seperti Sinovac atau AstraZeneca, apakah ia bisa ikut vaksinasi mandiri dengan vaksin Sinopharm? Mengingat data efikasi Sinopharm lebih baik dari keduanya.
Terkait hal ini, jubir vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi menegaskan itu tidak bisa terjadi.
“Enggaklah. Kan nanti ada di sistem vaksinasi pada saat data diberikan ke Kemenkes,” kata Nadia seperti dikutip dari Kumparan, Ahad (2/5/2021).
Jadi, petugas atau vaksinator tak akan mengizinkan mereka yang sudah divaksin Sinovac atau AstraZeneca divaksin Sinopharm lagi. “Akan di-cleaning otomatis,” ujarnya.
Selain efikasi, data vaksin Sinopharm yang lain memang sangat baik. Berikut yang disampaikan BPOM:
– Imunogenisitas
“Pengukuran imunogenisitas setelah dua pekan yang relawan terbentuk antibodinya, netralisasi 99,52 persen pada orang dewasa dan 100 persen pada lansia,” kata Kepala BPOM Penny Lukito.
Imunogenisitas adalah kemampuan vaksin dalam memicu respons imun dari tubuh manusia atau hewan lainnya.
– Kenaikan Titer Antibodi
Rata rata kenaikan titer antibodi netralisasi sebesar 156,5 pada orang dewasa dan 109,7 pada lansia. “Ini angkanya tinggi,” kata Penny.
– Zero positivity rate (Igg)
Zero positivity rate atau uji antibodi (Igg) adalah 98,09 persen pada orang dewasa dan 97,6 persen pada lansia.
Bantuan Putra Mahkota UEA
Sebelumnya, pada hari Sabtu (1/5/2021), sebanyak 517.600 dosis vaksin Sinopharm kembali tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Ini merupakan kedatangan yang kedua.
Pada hari Jumat (30/4/2021), 482.400 vaksin pabrikan China itu juga tiba di tempat yang sama. Jadi, total sudah 1 juta vaksin Sinopharm yang siap dipakai dalam program vaksinasi gotong-royong atau vaksinasi mandiri.
Vaksin ini merupakan bantuan dari Putra Mahkota Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ).
Kodam Jaya mengawal secara ketat kedatangan vaksin Covid-19 merek Sinopharm dari China yang tiba di Gedung 503 Terminal 3 Bandara Soetta itu.
Dikutip dari keterangan KPCPEN, vaksin Sinopharm tiba dengan 73 isolation box. Diangkut dengan menggunakan enam truk kontainer berpendingin dengan prosesi pengawalan ketat Kodam Jaya.
Kapendam Jaya Kolonel Arh Herwin BS mengatakan bahwa Kodam Jaya terlibat langsung dalam proses pengamanan dan pemindahan vaksin sejak tiba di Bandara Soetta dengan tujuan di Gudang Kimia Farma, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
“Pengaturan personel maupun teknis pengamanan dilaksanakan secara ketat oleh Asops Kasdam Jaya Kolonel Inf Doddy TW. Kemudian setiap petugas dilengkapi dengan senjata perorangan,” kata Herwin seperti dikutip dari Antara.
Ia menambahkan sebanyak 100 personel dari unsur TNI/Polri dilibatkan demi terjaminnya keamanan serta kelancaran proses pemindahan vaksin Covid-19 itu.
Izin Darurat WHO
Sampai saat ini WHO masih menganalisis dan mempertimbangkan vaksin Covid-19 dari Sinopharm dan Sinovac. Diperkirakan keputusan soal pemberian izin darurat untuk kedua vaksin ini diambil pekan depan atau pekan kedua Mei 2021.
Vaksin Sinovac sudah dipakai di Indonesia sejak Januari 2021. Sementara Sinopharm akan segera dipakai dalam vaksinasi mandiri di bulan Mei ini.
Izin dari WHO sangat penting demi pengakuan dari negara-negara lain. Di Arab Saudi misalnya, mereka punya kebijakan orang dari negara lain boleh umrah apabila divaksin menggunakan produk yang dapat izin darurat WHO.
Lalu vaksin apa saja yang sudah diberi izin darurat oleh WHO? Pada bulan Januari 2021 lalu, Strategic Advisory Group of Experts WHO (SAGE WHO) telah merekomendasikan vaksin Moderna untuk semua kelompok usia 18 tahun ke atas.
Sebelum Moderna, WHO telah memberikan izin darurat untuk vaksin Pfizer. Setelah itu secara berturut-turut WHO memberikan EUL untuk AstraZeneca serta Johnson n Johnson.
Sejak itu, WHO telah menambahkan vaksin dari AstraZeneca-SK Bio, Serum Institute of India, dan vaksin Johnson & Johnson (JNJ.N) ke dalam daftar.
Sebagai informasi, vaksin Moderna juga akan dipakai di Indonesia dalam program vaksinasi gotong royong atau mandiri. Rencananya vaksin ini akan tiba pada akhir Mei atau awal Juni 2021. [wip]