ISLAMTODAY — Pemerintah Republik Indonesia menyampaikan pernyataan bersama dengan pemerintah Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pernyataan sikap bersama 3 pemimpin Asia Tenggara itu disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui akun Twitter @jokowi, Ahad (16/5/2021) malam.
Setidaknya ada sembilan poin yang disampaikan Jokowi bersama Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin dan Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah
“Kami mengutuk dalam istilah terkuat pelanggaran dan agresi terang-terangan yang berulang kali dilakukan oleh Israel yang menargetkan warga sipil di seluruh wilayah pendudukan Palestina khususnya di Yerusalem Timur dan Jalur Gaza,” tulis pernyataan bersama tersebut.
Kemudian, pemimpin tiga negara meminta semua pihak menahan diri serta meminta kedua pihak yang terlibat konflik menerima kehadiran internasional sementara di Al-Quds untuk memantau penghentian permusuhan.
Selanjutnya, RI, Malaysia, Brunei pun mendesak Dewan Keamanan PBB segera bertindak dan mengambil semua tindakan untuk menjamin keselamatan serta perlindungan warga sipil Palestina.
Pemimpin tiga negara ini juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk tetap teguh dalam komitmen mereka untuk menjaga “solusi dua negara” demi mencapai Negara Palestina yang merdeka berdasarkan perbatasan sebelum tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
“Kami menegaskan kembali solidaritas dan komitmen kami kepada rakyat Palestina, termasuk hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, dan penciptaan Negara Palestina yang merdeka serta berdaulat,” tulis pernyataan tersebut.
“Kami siap mendukung upaya internasional yang bertujuan untuk mencapai perdamaian yang komprehensif, adil, dan langgeng di timur tengah berdasarkan Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Hukum internasional yang relevan, termasuk Hukum Humaniter”
“Kami mengulangi solidaritas kami kepada rakyat Palestina dan dukungan penuh untuk pembentukan Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” tegas Presiden Jokowi melalui akun Twitter resminya.
3 Usulan RI ke OKI
Pemerintah Republik Indonesia (RI) menyampaikan sejumlah usulan dan langkah-langkah konkrit yang perlu dipertimbangkan untuk menghentikan agresi militer Israel ke Palestina.
Usulan tersebut merupakan hasil komunikasi yang intens antara Indonesia dengan negara-negara lain di Asia Tenggara hingga Uni Eropa.
Usulan disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan virtual terkait hasil Pertemuan Tingkat Menteri Komite Eksekutif Organisasi Kerja sama Islam (OKI) pada Ahad (16/5).
Pertama, memastikan adanya persatuan, di antara negara anggota OKI dan di semua pemangku kepentingan di Palestina.
Ia mengatakan tanpa persatuan, OKI tidak mampu menjadi penggerak dalam menggalang dukungan internasional untuk Palestina, termasuk mencapai cita-cita kemerdekaannya.
Kedua, OKI harus mengupayakan gencatan senjata segera.
“Saya menyerukan agar masing-masing negara OKI menggunakan pengaruhnya untuk mendorong gencatan senjata secepatnya, dan semua tindakan kekerasan harus dihentikan,” ujarnya.
Ketiga, usul agar OKI tetap fokus membantu kemerdekaan bangsa Palestina.
“OKI harus lebih keras berupaya untuk mendorong dimulainya kembali negosiasi multilateral yang kredibel dan berpedoman pada parameter yang telah disetujui secara internasional, dengan tujuan mencapai perdamaian yang lestari berdasarkan solusi 2 negara,” pungkas Retno Marsudi.
Situasi konflik dan ketegangan di wilayah Jalur Gaza, serta Yerusalem hingga Tel Aviv semakin memanas.
Dalam serangan yang kini telah memasuki hari ketujuh tersebut Angkatan Udara Israel kembali melancarkan serangan udara ke ke Gaza pada Sabtu malam hingga Ahad (16/5) waktu setempat.
Dalam serangan ini sedikitnya 33 warga Palestina, termasuk 13 diantaranya anak-anak.
Menurut Kementerian kesehatan di Gaza, pasukan militer Israel menembakkan roket ke rumah-rumah warga yang berada di pusat Kota Gaza pada tengah malam.
Sebagai informasi, ketegangan antara Israel dan Palestina kembali terjadi selama sepekan ini. Itu dipicu oleh kerusuhan yang dipicu pencaplokan Israel terhadap wilayah di Yerusalem timur.
Sementara itu menurut Laporan Reuters, akibat serangan tersebut, korban tewas di Gaza melonjak menjadi 181 jiwa termasuk 52 diantaranya adalah anak-anak. Jumlah ini merupakan akumulasi dari hasil pertempuran di jalur Gaza yang meletus sejak Senin (10/5) lalu.[IZ]