IslamToday ID — Tokoh dan Pakar Bidang Teknologi Informasi, Onno W Purbo menilai ada kelalaian terkait kebocoran data yang diduga dialami BPJS Kesehatan. Pasalnya, file data yang bocor tersebut berukuran lebih dari 10 terabyte.
Hal ini disebutkan Onno dalam kanal Youtube milik Mardani Ali Sera, dalam tajuk ‘BIG DATA VS BIG MISTAKES’
Menurut Onno, transfer data dalam ukuran 10 terabyte membutuhkan waktu beberapa hari.
“Ini kan filenya bukan satu mega dua mega , kalau 1 mega, 2 mega okelah kita transfer, dalam waktu sekian detik beres nih. Ini filenya soalnya kan gede banget mendekati tera gitu. kalau temen-temen bilang sih katanya kalau enggak salah soalnya tuh sampai 12 tera ( ukuran file). Transfer file database sebesar 12 tera itu bukan dalam waktu 1 menit 2 menit loh itu dilakukannya dalam beberapa hari, Kemungkinan ada keabaian , kelalaian,” kata Onno, Jum’at ( 28/05/ 2021).
Kemudian, Onno mengatakan jika transfer data melebihi satu hari bahkan berhari-hari, seharusnya dari pihak lembaga bisa mendeteksi transaksi yang mencurigakan.
“Kita pakai logika sederhana ya ini ada kejadian yang terjadi dalam prosesnya berapa hari masa sih nggak kedetect, kalo kita melakukan monitoring jaringan ada kejadian ajaib dalam waktu beberapa hari, harusnya kedetect, kenapa ga kedetect ?” kata Onno
“Itu disangka adalah Legitimate Traffic, atau traffic ( lalu lintas) yang bener padahal nggak bener bisa kayak gitu. Jadi bisa ada kayak gituan sampai sebuah transaksi yang berhari-hari tadi 1-2 hari nggak dianggap suatu transaksi yang biasa, ” sambungnya.
Cara Mencegah Kebocoran Data
Tak hanya itu, Onno juga memberikan penjelasan agar kebocoran tak terulang kembali. Onno mengatakan ada 3 hal yang harus menjadi perhatian. Pertama, memberdayakan user.
Kedua, memberdayakan operator atau admin disuatu lembaganya. Memberdayakan admin sangatlah penting, sebab hal ini berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam menangani sistem.
Ironisnya menurut Onno, menyebutkan para operator dalam sebuah kementerian, lembaga, cenderung hanya memperhatikan pengadaan barang dan jasa saja. Padahal, barang – barang operasional khususnya bagian IT akan semakin canggih, namun SDM-nya tidak berkembang.
“Itu sering kali, maaf terus terang jujur kebanyakan kementerian lembaga badan apa segala macam kecenderungan yang terjadi adalah pengadaan barang. Memang anggaran ada kemudian yang terjadi adalah pengadaan barang supaya bisa cepat jadi dan bagus. Oke barangnya ada bagus cuman SDM yang gak mumpuni sebenarnya, akibatnya yang terjadi adalah settingannya salah lah prosedur nya tidak bagus akhirnya jebol nya di situ,” ucap Onno
Lanjut Onno yang tidak kalah penting adalah faktor pimpinan. Dalam pandangan Onno , pimpinan akan menjadi orang terkahir dalam memberi keamanan terhadap privasi data.
“Oke kalau ada di level final saya lihat pimpinan ini penting, penting, Privasi protection,” tutupnya.
Penulis Kanzun