(IslamToday ID) – Dokter Samuel L Simon SpKK menyesalkan tulisan-tulisan dirinya seputar kesehatan di media sosial (medsos) karena berpotensi ditafsirkan bias.
Menurutnya, tulisan-tulisan itu harusnya hanya disampaikan di forum-forum terbatas antar sejawat dengan format kedokteran sehingga bisa memacu diskusi ilmiah.
Melalui akun Twitternya @DrSLSimonSpKK, ia banyak mendapat kritik dan masukan dari kawan sejawat karena masuk dalam area publik.
“Dalam beberapa waktu terakhir kami menerima banyak masukan dan informasi dari para guru besar, senior, sejawat, kawan, kerabat, bahkan juga beberapa kawan dari IDI, MKEK dan Perdoski yang menyesalkan karena banyak tulisan, isi pikiran, dan saripati hasil bacaan kami yang kami tulis atau salurkan melalui media komunikasi yang berada di area publik,” tulis dr Samuel, Rabu (14/5/2021).
“Menurut sahabat2 kami tersebut isi pikiran dan pendapat ini sebaiknya hanya disampaikan dalam forum terbatas antar sejawat di format kesehatan atau kedokteran yang dapat memicu dan memacu diskusi ilmiah. Sementara bila disampaikan dalam format umum, akan dapat berpotensi penafsiran bias,” lanjut dokter lulusan Medizinische Fakultat der Freien Universitaet Berlin dan SpKK Fakultas Kedokteran (FK) Undip ini.
Menurutnya, berangkat dari pemikiran tersebut, niat untuk memberikan informasi pada masyarakat ternyata tidak cukup, dibutuhkan cara bermedia sosial yang benar sehingga bisa memberikan hasil yang bermanfaat bagi pembaca.
“Setelah saya membaca Fatwa Etik Dokter dalam Aktivitas Media Sosial oleh MKEK No 029.PB/K.MKEK/04/2021 yang mengajarkan kita untuk senantiasa memberikan keteladanan dan edukasi yang baik pada masyarakat, maka saya harus mengatakan bahwa banyak tulisan saya yang penempatannya tidak tepat waktu dan tempatnya. Untuk itu saya mohon maaf sebesar-besarnya,” tulisnya. [wip]