IslamToday ID — Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik J. Rachbini mengatakan krisis pandemi yang tak kunjung usai disebabkan oleh lemah dan tidak memadainya kepemimpinan dalam mengambil kebijakan tangani pandemi covid-19.
Menurutnya, tidak memadainya kemampuan kepemimpinan dan kebijakan yang diambil dalam mengatasi pandemi menyebabkan tingkat kematian penderita Covid-19 di Indonesia sangat tinggi dibanding negara-negara lain.
“Saya menganggap tidak memadai dalam kepemimpinan dan kebijakan mengatasi covid . Dibandingkan negara-negara lain termasuk kematiannya sangat tinggi. Jadi covid ini adalah satu kasus yang sangat penting krusial dan menunjukkan sekaligus kepemimpinan kritis atau tidak ,” ucapnya dalam webinar, Jum’at ( 13/08/2021)
Tak hanya itu, Didik juga menyoroti kepemimpinan Indonesia dalam dunia Internasional. Ia menilai kepemimpinan masyarakat internasional terutama di ASEAN sangat buruk bahkan jauh ketika masa pimpinan Ali Alatas meskipun saat itu, income atau pendapatan Indonesia masih sangat rendah.
“Saya melihat bahwa kepemimpinan Indonesia di tingkat ASEAN saja saat ini jauh tertinggal jika dibanding misalnya dengan periode Ali Alatas menjadi Menteri Luar Negeri,” ungkapnya.
Berdampak pada Ekonomi
Buruknya kepemimpinan rezim ini selain berdampak pada penanganan pandemi Covid-19 , juga berdampak pada ekonomi, yaitu menurunnya status Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah.
Didik khawatir setelah Indonesia jatuh dari kelas menengah menjadi kelas menengah ke bawah, maka posisi Indonesia akan turun lebih rendah lagi, bila pemerintah tidak sanggup mengatasi covid dan pelemahan ekonomi.
Jika hal tersebut terus terjadi maka dia prediksikan Indonesia akan seperti mengikuti jejak negara Argentina yang berada di middle income setelah negara itu berhasil menyamakan kedudukannya dengan negara Inggris.
Kala itu pada tahun 1870 Argentina pernah setara dengan Inggris tapi karena adanya ketidakberesan dalam pengelolaan ekonomi, maka menyebabkan Argentina terjebak dalam perangkap middle income.
“Persoalan-persoalan itu menunjukkan ada hal krusial yang terjadi yakni terjadinya krisis kepemimpinan saat ini dalam rangka mengatasi problem besar pandemi di Indonesia,” kata Didik
Didik mengingatkan apabila Indonesia tidak berhati-hati dalam pertumbuhan ekonomi, atau tidak berhati-hati dengan pertumbuhan yang rendah dapat menyebabkan banyak permasalahan yang akan dihadapi perekonomian Indonesia.
“Teman-teman di pemerintahan memperkirakan tahun ini mudah-mudahan 4% tapi kalau titik krusial tidak diselesaikan bisa tumbuh 3 persen antara 3 – 4% dan itu tumbuh rendah, kalau tumbuh rendah banyak sekali problem-problem yang ada,” pungkas Didik.
Penulis Kanzun