(IslamToday ID) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan utang negara terus membengkak karena pandemi Covid-19. Menurutnya, pemerintah membutuhkan dana besar untuk menangani virus tersebut.
“Kenaikan utang terjadi karena Covid-19,” ungkap Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (30/8/2021).
Kementerian Keuangan mencatat total utang negara tembus Rp 6.570 triliun per Juli 2021. Angkanya melonjak lebih dari Rp 1.000 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 5.434 triliun.
“Covid-19 menyebabkan pukulan di dua tempat, penerimaan jeblok hampir 18 persen dan belanja naik 19 persen,” katanya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Hal ini membuat defisit anggaran kian melebar. Tercatat, defisit APBN tembus Rp 336,9 triliun atau 2,04 persen dari produk domestik bruto (PDB) per Juli 2021.
Sementara, Sri Mulyani mengatakan pemerintah mulai melakukan konsolidasi fiskal. Hal ini agar utang negara tak terus melonjak.
Menurutnya, satu-satunya solusi yang bisa memperbaiki keuangan negara adalah pajak. Sebab, pemerintah tak mungkin mengurangi belanja bantuan sosial (bansos), tapi pemerintah juga tak bisa menarik utang tinggi terus-menerus.
“Solusinya memang pajak harus naik. Tapi ini juga bisa sebabkan syok ke ekonomi kalau terlalu cepat, jadi kami harus betul-betul hati-hati menjaga keseluruhan,” jelas Sri Mulyani.
Sebagai informasi, total belanja negara mencapai Rp 1.368,4 triliun atau 49,8 persen dari target Rp 2.750 triliun per Juli 2021. Sementara, pendapatan pajak cuma Rp 647,7 triliun atau 52,7 persen dari target Rp 1.229,6 triliun. [wip]