(IslamToday ID) – Jumlah kelompok lesbian gay biseksual dan transgender (LGBT) semakin hari terus bertambah. Hal ini semakin mengkhawatirkan mereka juga banyak di kalangan anak-anak dan remaja. Aktivitas kaum LGBT pun dapat termonitor jelas dan cukup tinggi di dunia maya.
Pakar media sosial yang juga Founder Aplikasi Drone Emprit, Ismail Fahmi mengungkapkan dirinya memperoleh data mengejutkan perihal transmisi konten negatif LGBT khususnya gay.
Ia mengatakan berdasarkan data dari 10 September hingga 9 Oktober telah ada 7.751 percakapan di Twitter tentang gay (belum termasuk lesbian, biseksual, transgender). Percakapan juga termasuk berbagi video dan gambar. Diantara kata kunci yang digunakan adalah #gayindonesia #gayschool #gaysma #gaysekolah #gaypku #gaykids #gaylokal #gaybrondong.
“Ini sebagai gambaran saja, bahwa bisa dibayangkan kontennya seperti apa itu, mulai dari anak-anak, SMP, SMA, sekolahan, sampai dewasa, ada semua di situ. Video gay yang paling banyak diretweet bahkan sampai 400 kali (beberapa hari), ada juga gambar,” kata Ismail dalam program Dialektika TVMU yang membahas tentang LGBT, Sabtu (9/10/2021).
Bahkan dari penelusurannya, ditemukan banyak juga akun-akun yang menjajakan prostitusi gay. Ia mengatakan sejauh ini perbincangan dan membagi konten-konten gay paling tinggi terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Ketua Departemen Dakwah PP Nasyiatul Aisyiyah, Elisa Kurniadewi juga mengaku prihatin dengan banyaknya para pelaku LGBT. Ia mengutip data Kementerian Kesehatan bahwa ada sekitar 1.950.970 orang LGBT di 2015. Diantaranya banyak dari pelaku LGBT terkena HIV/AIDS.
“Fenomena ini mengejutkan kita karena terus bergerak. Tentu saja Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi yang ramah perempuan dan anak dan berpihak pada nilai-nilai keadilan tidak sepakat dengan hal ini. Apa yang dilakukan kelompok LGBT ini bertentangan dengan prinsip maqosidh asyariah,” kata Elisa seperti dikutip dari Republika.
Menurut Elisa, kini Nasyiatul Aisyiyah terus melakukan edukasi-edukasi kepada masyarakat tentang bahayanya LGBT. Selain itu yang juga penting dilakukan adalah merangkul para pelaku LGBT agar kembali menjadi manusia normal.
Sementara itu, mantan anggota Komnas HAM Maneger Nasution mengatakan LGBT memang telah menjadi persoalan sejak dulu. Bahkan LGBT menjadi penyimpangan peradaban dan persoalan global. Dimana para pelakunya kerap menggunakan tameng hak asasi untuk alat pembenar perilaku penyimpangan tersebut.
Padahal, menurut Nasution, baik dari perspektif agama maupun HAM perilaku LGBT tidak dapat dibenarkan. Dalam Islam LGBT bertentangan dengan maqosidh asyariah.
Sementara HAM PBB pun menolak keras LGBT. Meski menurutnya PBB menyerahkan kebijakan kepada setiap negara. Oleh sebab itu, sampai saat ini ada 33 negara yang memberikan kelonggaran terhadap LGBT.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Menurut Nasution, LGBT tidak memiliki peluang untuk bisa legal di Indonesia. Sebab tak ada satu aturan pun yang memperbolehkan praktik tersebut.
“Di Indonesia tidak ada satu pun undang-undang yang memperbolehkan perkawinan sejenis. Karena itu kalau dalam perspektif HAM maka sesungguhnya saya ingin katakan bahwa dalam konteks hukum nasional kita tidak ada peluang untuk melakukan perkawinan sejenis,” katanya. [wip]