(IslamToday ID) – Presiden Jokowi mengakui bahwa biaya logistik Indonesia masih terlampau tinggi dibanding dengan negara lain. Akibatnya, biaya yang timbul menjadi beban lebih bagi dunia usaha.
“Biaya logistik kita dibanding negara tetangga masih jauh tertinggal. Biaya logsitik mereka hanya 12 persen, tetapi kita masih 23 persen lebih. Artinya ada yang tidak efisien. Maka itu dibangunlah infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, bandara dan lain-lain, karena kita ingin barang-barang kita bisa bersaing dengan negara lain,” kata Jokowi kala meresmikan Terminal Multipurpose Wae Kelambu, Jumat (15/10/21).
Terminal yang berada di Pelabuhan Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu diproyeksikan menjadi pelabuhan logistik yang besar. Harapannya dalam jangka 10 sampai 15 tahun ke depan masih dapat digunakan untuk mendistribusikan barang-barang logistik di NTT dan sekitarnya.
Selain meresmikan terminal khusus logistik di Wae Kelambu, Jokowi juga sekaligus meresmikan penggabungan PT Pelindo I sampai IV menjadi satu, yaitu PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Jokowi mengapresiasi, setelah menunggu selama tujuh tahun akhirnya penggabungan Pelindo dapat direalisasikan kemarin.
Jokowi berharap, biaya logistik Indonesia bisa bersaing dengan negara lain, memiliki jaringan yang luas dan terkoneksi dengan negara-negara lain, serta bisa masuk ke dalam Supply Chain Global.
Sementara itu, Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan Terminal Multipurpose ini mulai dibangun Kemenhub pada Agustus 2020, sebagai tindak lanjut arahan presiden untuk menjadikan Pelabuhan Labuan Bajo di pusat kota sebagai area pariwisata utama. Sedangkan pelabuhan bongkar muat dipindahkan ke Wae Kelambu.
“Pembangunan terminal ini menggunakan dana APBN dan BUMN, dimana pembangunan sisi laut dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya. Sedangkan pembangunan infrastruktur dari sisi darat dikoordinasikan oleh PT Pelindo 3 (yang sekarang menjadi PT Pelabuhan Indonesia) dan dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya,” jelas Budi seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Pelabuhan ini fokus melayani lalu lintas logistik dan kegiatan bongkar muat komoditas seperti peti kemas, general kargo dan curah cair, sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Induk Pelabuhan Labuan Bajo yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan No KM 117 Tahun 2021.
Adapun fasilitas utama dari infrastruktur sisi laut yang telah dibangun antara lain Dermaga (120×20) meter persegi, Trestle (60×12) meter persegi, Causeway (690×20) meter persegi dengan lebar jalan 10,5 meter.
Selain itu, Container Yard (3 Hektare), Gedung KSOP Kelas III Labuan Bajo 378 meter persegi, dan kolam pelabuhan yang dapat disandari kapal hingga berukuran 25.000 DWT. [wip]