ISLAMTODAY — Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menuai sorotan dan kritik dari masyarakat.
Ia melontarkan pernyataan kontroversial yakni Kemenag merupakan hadiah negara untuk NU.
Dalam acara webinar RMI PBNU dalam peringatan Hari Santri 2021, Rabu (20/10), Yaqut Cholil Qoumas dengan tegas mengatakan Kemenag adalah hadiah dari negara untuk NU.
“Kemenag itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum tapi secara spesifik untuk NU,” pungkasnya dikutip pada Ahad (24/10).
Pernyataan tersebut disampaikan pada ‘closing statement’ saat membuka webinar tersebut. Mulanya, Yaqut mengatakan ada perdebatan kecil di Kemenag.
“Ada perdebatan kecil di kementerian. Ketika mendiskusikan Kementerian Agama, saya berkeinginan mengubah tagline, tagline Kemenag kan Ikhlas Beramal, saya bilang gak ada ikhlas ditulis itu, namanya ikhlas itu di dalam hati kok ditulis?” tukasnya.
“Ya ini, menunjukkan enggak ikhlas. Enggak ikhlas mungkin kalau ada bantuan terus minta potongan itu enggak ikhlas. Kelihatan membantu tapi minta potongan itu enggak ikhlas/ Ikhlas Beramal itu enggak bagus, enggak pas, ada perdebatan kecil,” imbuhnya.
Ia mengatakan perdebatan terus berkembang hingga menyinggung sejarah berdirinya Kemenag. Yaqut mengatakan, ketika itu ada pihak yang tidak setuju Kemenag menjadi kementerian semua agama.
“Kemudian berkembang jadi sejarah asal usul Kemenag ada yang bilang, enggak bisa Kemenag hadiah negara untuk umat Islam karena waktu itu perdebatannya bahwa kementerian ini harus jadi kementerian semua agama melindungi semua umat agama. Ada yang enggak setuju,” jelasnya..
“Ada yang tidak setuju, kementerian ini harus agama Islam karena Kemenag itu hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah bukan, Kemenag itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum tapi secara spesifik untuk NU,” tandasnya, dilansir dari Kumparan.
Oleh karena itu, Yaqut menilai wajar saja jika saat ini NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag. Sebab ia menilai NU mempunyai jasa besar dalam cikal bakal lahirnya Kemenag.
“Jadi wajar kalau sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag. Kenapa begitu? Kemenag itu muncul karena pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta, yang mengusulkan jadi juru damai Bapak Wahab Chasbullah dari NU. Kemudian lahir Kemenag,” kata Menag Yaqut.
“Nah wajar kalau kita minta Dirjen Pesantren, banyak afirmasi pesantren dan santri NU wajar-wajar saja, tidak ada yang salah,” tandasnya.[IZ]