(IslamToday ID) – Ratusan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menggelar doa bersama dan aksi solidaritas di Boulevard, Gerbang Depan UNS pada Selasa (26/10/2021) malam.
Acara yang diberi tajuk “100 Lilin untuk GE” itu digelar dalam rangka mendoakan Gilang Endi (21) mahasiswa UNS yang meninggal saat mengikuti Diklatsar Pra Gladi Patria XXXVI Resimen Mahasiswa (Menwa) UNS.
Mahasiswa program studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi UNS itu meninggal saat mengikuti Diklatsar Menwa UNS di kawasan Jurug, Solo, pada Ahad (24/10/2021).
Gilang diduga meninggal akibat kekerasan saat mengikuti Diklatsar Menwa UNS. Hasil autopsi polisi menemukan ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Dalam acara itu, segenap mahasiswa yang menghadiri acara tersebut juga menyuarakan pengusutan tuntas penyebab meninggalnya Gilang dan mendesak agar Menwa UNS dibubarkan.
Dirjen Hubungan Eksternal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Vokasi UNS, Elang Muhammad Fikri mengatakan, selain untuk mendoakan almarhum Gilang, acara doa bersama yang digelar itu juga sebagai bentuk pernyataan sikap mahasiswa.
Menurut Elang, segenap mahasiswa menuntut agar pihak kampus UNS bersedia terbuka dan mengusut tuntas penyebab kematian Gilang. “Menuntut Rektorat agar menindak pelaku, apabila benar-benar Menwa pelakunya, agar segera ditangkap dan ditindak hukum,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas.
Tak hanya itu, Elang juga mengungkapkan bahwa mahasiswa menuntut kampus untuk bertindak tegas dengan membubarkan Menwa UNS. “Karena dari teman-teman sudah kesal atas tingkah laku dari teman-teman Menwa sendiri, yang sampai merenggut nyawa dari kawan kita, yaitu Gilang Endi,” kata Elang.
Ia mengatakan, sampai saat ini pihak Menwa UNS belum memberikan klarifikasi atau penjelasan tentang apa yang terjadi dalam kegiatan Diklatsar Menwa UNS hingga akhirnya mengakibatkan Gilang meninggal dunia. “Belum ada sama sekali. Sampai sekarang itu dari pihak Menwa belum ada suara sedikit pun,” katanya.
Elang mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada segenap mahasiswa UNS dan seluruh mahasiswa di mana pun mereka berada, yang telah turut mendoakan almarhum Gilang. “Harapannya kita bersama-sama mengawal kasus ini sampai benar-benar tuntas, dan pelaku dihukum seadil-adilnya,” imbuhnya.
Sebelumnya, melalui konferensi pers yang digelar Selasa (26/10/2021) siang, pihak kampus UNS memberikan pernyataan resmi sehubungan dengan meninggalnya Gilang Endi. Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS Prof Ahmad Yunus mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Gilang, dan mengungkapkan bahwa pihak kampus telah berkoordinasi dengan pihak keluarga serta kepolisian.
“Pada Minggu (24/10/2021) malam, jenazah kami antar ke keluarga. Senin (25/10/2021) pagi bersama pihak kepolisian, kami menemui pihak keluarga, terutama ayah dan ibunda. Kemudian, pihak keluarga menyetujui bahwa almarhum perlu diautopsi di RSUD dr Moewardi Surakarta,” kata Yunus.
“Sekitar pukul 10.00, jenazah kami bawa dari Karangpandan ke Moewardi. Sesampainya di sana, dilakukan autopsi oleh dokter dari Moewardi dan dokter forensik dari Bhayangkara Polri,” ujarnya.
Kemudian pada Senin (25/10/2021) sore, jenazah Gilang yang telah selesai diautopsi disucikan oleh tim dari rumah sakit lalu diantar kembali ke keluarga.
Yunus mengatakan, pihak kampus terus mendampingi hingga prosesi pemakaman selesai. “Hasil dari autopsi masih menunggu dari kepolisian. UNS menyerahkan hasil simpulan kejadian tersebut secara resmi dari kepolisian. Apakah itu kecelakaan atau ada unsur dugaan kekerasan, kami sepenuhnya menunggu dari pihak kepolisian,” katanya.
Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaaan UNS Dr Sutanto mengatakan, pihak kampus UNS bersama kepolisian sudah melakukan olah TKP di lingkungan kampus dan Jembatan Jurug. Selain itu, Sutanto menyebutkan bahwa 21 panitia dalam kegiatan tersebut saat ini sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
“Panitia sejumlah 21 mahasiswa, senior, dan pembina sudah dimintai keterangan. Kami dari UNS sepenuhnya menyerahkan penyidikan ini ke pihak berwenang,” kata Sutanto. [wip]