ISLAMTODAY — Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria menyatakan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Ankara akan memberi masukan supaya Pemerintah Turki memberi alternatif nama untuk jalan di Jakarta.
Hal itu menyusul polemik yang timbul lantaran nama sebelumnya yang diusulkan, yakni bapak bangsa Turki, Mustafa Kemal Atatur, mendapat penolakan dari sejumlah pihak di Indonesia.
“Pihak KBRI di Ankara akan memberi masukan supaya Turki memberi alternatif nama selain Ataturk. Informasi yang kami dapat dari Pak Dubes, pihak KBRI akan mengusulkan nama-nama kota,” pungkas Ahmad Riza Patria kepada wartawan, Senin (1/11).
Wagub Riza mengatakan meski pada akhirnya Pemerintah Turki yang akan menentukan nama, masih terbuka ruang diskusi sebelum pergantian nama jalan ditetapkan.
“Pihak Turki yang akan menentukan namanya. Namun demikian, meskipun nanti Turki sudah memutuskan namanya, masih terbuka ruang untuk kita diskusikan. Karena ini kan berada di wilayah teritorial kita,” tandasnya, dilansir dari CNN Indonesia.
Usulan pengganti nama jalan Jakarta dengan nama Mustafa Kemal Ataturk sebelumnya menuai penolakan dari sejumlah pihak.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kompak memprotes keras usulan nama jalan Ataturk di Jakarta.
Mereka menyebut rencana pemberian nama itu keliru lantaran Ataturk dinilai sebagai tokoh yang kerap merugikan Islam. Bahkan, MUI menyebut Ataturk adalah tokoh yang memiliki pemikiran menyesatkan.
“Jadi Mustafa Kemal Ataturk ini adalah seorang tokoh yang kalau dilihat dari fatwa MUI adalah orang yang pemikirannya sesat dan menyesatkan,” ujar Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas, Ahad(17/10).
Sementara Ketua DPW PKS DKI Jakarta Khoirudin mendorong pemerintah membatalkan rencana tersebut.
Khoirudin meyakini, banyak muslim di Indonesia yang sebetulnya tak menyukai Ataturk karena kebijakan tokoh di awal-awal pemerintahan Turki justru merupakan umat Islam.
Sebelumnya, Turki mengajukan nama bapak bangsanya menjadi nama jalan di Jakarta selaku ibu kota negara RI. H
al itu merupakan timbal balik setelah Turki menyetujui nama jalan di depan KBRI Ankara diubah jadi nama tokoh proklamator sekaligus Presiden pertama RI Sukarno.[CNN Indonesia]