(IslamToday ID) – Presiden Jokowi melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan merehabilitasi hutan seluas 123.000 hektare di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat mulai tahun depan.
Sebelumnya, Jokowi mengakui bahwa banjir di Sintang terjadi karena rusaknya daerah tangkapan hujan di hulu Sungai Kapuas.
Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai (PEPDAS) KLHK Saparis Soedarjanto mengatakan, di Sintang memang banyak kawasan hutan yang sudah tak ada lagi tutupan hutannya. Musababnya, kawasan hutan digunakan untuk area pertanian, perkebunan, pertambangan, dan permukiman.
Saparis menyebut, pihaknya akan melakukan rehabilitasi hutan atau penanaman kembali hanya di lahan yang difungsikan sebagai area pertanian, atau lahan terbuka berupa rawa dan tanah terbuka. Area perkebunan dan pertambangan tidak termasuk karena di luar kewenangannya.
Di kawasan hutan lindung, katanya, total terdapat 29.057 hektare lahan yang akan direhabilitasi atau ditanam kembali. Sedangkan di kawasan hutan produksi, luasnya mencapai 94.636 hektare.
Dengan demikian, total luas lahan yang direhabilitasi adalah 123.693 hektare. “Proses rehabilitasinya dimulai tahun depan,” kata Saparis seperti dikutip dari Republika, Rabu (17/11/2021).
Namun, ia belum bisa memastikan apakah 123.000 hektare lahan itu akan direhabilitasi sekaligus pada 2022 atau secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini akan ditentukan oleh ketersediaan anggaran pemerintah tahun depan.
Kalaupun direhabilitasi dilakukan sekaligus tahun depan, menurut Saparis, efeknya tak akan langsung dirasakan. Artinya, upaya rehabilitasi ini tidak bisa menghilangkan banjir dalam waktu singkat.
“Kalau rehabilitasi itu kan butuh waktu 4 sampai 5 tahun untuk jadi bagus. Efeknya baru muncul setelah 5 tahun,” kata Saparis.
Selama proses penantian itu, lanjut Saparis, pihaknya akan melakukan rehabilitasi dengan konsep teknis sipil. Beberapa di antaranya berupa pembuatan bendungan dan pengendalian jurang dengan memasang gully plug atau bronjong.
Sebelumnya, Jokowi menyebut bencana banjir yang terjadi di Sintang disebabkan karena rusaknya daerah tangkapan hujan di hulu Sungai Kapuas. Kerusakan di catchment area ini, katanya, sudah terjadi berpuluh-puluh tahun lamanya.
Jokowi menekankan, rusaknya daerah tangkapan hujan harus segera dihentikan dan diperbaiki. Perbaikan di daerah tangkapan hujan akan mulai dilakukan pada tahun depan dengan melakukan penghijauan kembali.
Untuk diketahui, bencana banjir di Kabupaten Sintang sudah berlangsung hampir satu bulan atau sejak 21 Oktober 2021. Kini, ketinggian air dilaporkan sekitar 1 sampai 3 meter. [wip]