(IslamToday ID) – Ormas Pemuda Pancasila (PP) tengah menjadi sorotan setelah terjadi keributan saat demonstrasi di Jakarta pada Kamis (25/11/2021).
Bagaimana sebenarnya sejarah lahirnya Pemuda Pancasila hingga akhirnya menjadi besar seperti sekarang?
Sejarah lahirnya Pemuda Pancasila ternyata tidak terlepas dari sosok tiga jenderal besar TNI. Mereka adalah Ahmad Yani, Abdul Haris (AH) Nasution, hingga Gatot Subroto.
Berdasarkan catatan sejarah yang dikemas kembali oleh Tirto, Pemuda Pancasila lahir dari niat AH Nasution yang kala itu mulai berkecimpung di dunia politik dalam Pemilu 1955.
Bersama Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Azis Saleh, Nasution ikut mendirikan partai bernama Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI). Partai ini seolah berharap akan dicoblos oleh para bekas pejuang dan prajurit TNI.
Namun ternyata IPKI justru tenggelam pada 1955 lantaran kalah pamor oleh ormas kawakan seperti Nahdatul Ulama (NU) hingga Partai Komunis Indonesia (PKI). Meski begitu, IPKI masih punya wakil di Parlemen, salah satunya HC Princen.
Usai peristiwa Nasution menjalani masa skors terkait peristiwa 17 Oktober 1952, Presiden Soekarno kembali memberikan jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). IPKI pun kembali eksis seiring karier Nasution yang pulih sebagai perwira aktif.
Sementara, menurut Loren Ryter dalam makalahnya di jurnal Indonesia (No 66, Oktober 1998), “Pemuda Pancasila: The Last Loyalist Free Men of Suharto’s New Order”, Nasution disebut-sebut sebagai orang yang sukses melobi Soekarno agar mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Pada masa-masa itu, kaum sayap kiri yang sedari awal revolusi sudah jadi musuh Nasution sedang kuat-kuatnya. PKI juga punya underbow Pemuda Rakyat (PR).
Namun tentu bukan Nasution kalau hanya diam dan sekadar menggerutu. Masih di tahun 1959, seperti dicatat Ryter, Nasution ikut mendirikan organisasi pemuda untuk mengimbangi PR.
Organisasi pemuda yang berada di bawah IPKI itu diberi nama Pemuda Pancasila alias PP. Hari lahirnya pun bukan sembarang tanggal, yakni 28 Oktober 1959, bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-31.
Banyak anak tentara yang ikut masuk ke Pemuda Pancasila, sebab IPKI juga berisi banyak mantan pejuang atau tentara. Tak hanya anak kolong yang masuk ke Pemuda Pancasila, kawan-kawan mereka pun juga ikut serta. Makin banyak tentu makin baik. Sebab sebelum 1965, Pemuda Rakyat cukup ditakuti, maka Pemuda Pancasila harus kuat.
Sebelum 1965, Pemuda Pancasila belum begitu banyak disebut dalam buku-buku sejarah. Namun setelah G30S/1965, Pemuda Pancasila mulai disebut-sebut. Bahkan harum namanya bagi Orde Baru. Pemuda Pancasila bahkan lebih kuat pamornya ketimbang lawannya di era Soekarno, Pemuda Rakyat.
Padahal, menurut Norman Joshua Soelias dalam Pesindo: Pemuda Sosialis Indonesia 1945-1950 (2016:122), Pemuda Rakyat punya ikatan sejarah dengan Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), kelompok pemuda yang punya andil besar dalam revolusi kemerdekaan Indonesia. Wakil Presiden Sudharmono konon pernah ikut Pesindo saat masih muda.
Konsisten Tegakkan Nilai Pancasila
Setiap gerakan PKI selalu dikontrol dan dibayang-bayangi oleh IPKI. Ketika PKI melakukan manuver politik dengan mendirikan organisasi Pemuda Rakyat, dengan sigap IPKI mendirikan organisasi Pemuda Pancasila pada 28 Oktober 1959.
Sejak awal berdirinya, Pemuda Pancasila tidak pernah sepi dari gerakan untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Ketika Pancasila dalam ancaman dan hendak dirongrong oleh barisan Pemuda Rakyat beserta kekuatan PKI, dengan sigap kader-kader Pemuda Pancasila tampil sebagai perisai penyelamat.
Sekitar tahun 1965 ketika PKI gencar menelusup di segenap sendi kehidupan masyarakat, kerap berhadapan secara fisik dengan anggota Pemuda Pancasila. Sejarah mencatat beberapa kali terjadi bentrokan fisik yang menewaskan anggota organisasi dari kedua belah pihak.
Peristiwa gugurnya kader-kader Pemuda Pancasila itu dicatat sebagai peristiwa heroik yang dijadikan api semangat dalam menegakkan panji-panji organisasi. [wip]