(IslamToday ID) – Ormas Islam asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Brigade Muslim Indonesia (BMI) resmi melaporkan pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean ke kepolisian terkait cuitannya di Twitter yang dianggap menyinggung perasaan umat Islam.
Ferdinand dilaporkan ke Polda Sulsel dengan nomor laporan polisi STTLP/B/14/1/2022/SPKT/Polda Sulsel tertanggal 5 Januari 2021.
“Kami sengaja melaporkan Ferdinand ini karena postingannya diduga mengandung unsur ujaran kebencian yang bermuatan SARA,” kata Ketua Brigade Muslim Indonesia (BMI) Zulkifli seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Cuitan Ferdinand di Twitter dianggap oleh Zulkifli telah menyinggung umat Islam di Indonesia. Menurutnya, Ferdinand juga telah membandingkan agamanya dengan agama lain.
“Menurut kami adalah kalimat yang sengaja membanding-bandingkan Tuhannya dan Tuhan umat lain, di mana Tuhannya diposisikan sebagai Tuhan sebenarnya yang memiliki segalanya, sementara Tuhan umat muslim adalah Tuhan yang lemah,” ungkapnya.
Zulkifli meminta aparat penegak hukum untuk segera memproses Ferdinand soal cuitannya yang dianggap menebar ujaran kebencian dan SARA. Hal itu, menurutnya, dapat memicu terjadinya konflik sesama umat beragama di Indonesia.
“Kami tidak bisa maafkan, apalagi setelah mendengar klarifikasinya yang menurut kami asal bicara saja. Kalau dia katakan tidak menyasar kaum atau agama atau golongan,” ujarnya.
Menanggapi adanya laporan hukum tersebut, Ferdinand Hutahaean menanggapinya dengan santai. Ia bersikukuh bahwa cuitannya tidaklah melanggar hukum.
“Soal proses hukum, apa yang mau diproses hukum? Memang semua berhak menyerahkan ke proses hukum, karena kita negara hukum. Tapi cuitan saya menurut saya tak ada yang langgar hukum,” kata Ferdinand.
Ia tak persoalkan bila ada pihak yang membawa cuitan itu ke proses hukum. Ia mengaku akan menghadapi dan menjelaskannya ke pihak penegak hukum terkait cuitannya tersebut.
“Tapi jangan ada yang merasa hukum itu sesuai keinginannya. Tak boleh. Hukum harus berjalan di koridor hukum. Kalau ada yang mau proses hukum tentu saya akan mengklarifikasinya sesuai substansi yang saya maksudkan,” katanya.
Di sisi lain, Ferdinand mengklarifikasi bahwa cuitan itu tak menyasar kelompok atau agama tertentu. Ia mengklaim cuitan tersebut dibuat berdasarkan dialog imajiner antara hati dan pikirannya saat kondisinya sedang lemah.
“Saya berharap tak membawa-bawanya jauh ya. Karena cuitan saya jelas tak menyebut siapapun. Dan itu dialog antara diri saya sendiri. Pikiran dan hati,” ucapnya.
“Kalau ada yang merasa tersinggung dan menganggu saya mohon maaf. Tapi saya tidak ada maksud untuk menyerang dan menghina Tuhan,” tambahnya. [wip]