(IslamToday ID) – Sekjen MUI Amirsyah Tambunan mempertanyakan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menyebut ratusan pondok pesantren (ponpes) terafiliasi dengan jaringan teroris di Indonesia.
“Atas dasar apa pendataan tersebut? Apa metodologinya? Apakah merupakan hasil kajian resmi BNPT? Banyak pihak mempertanyakan informasi tersebut,” kata Amirsyah seperti dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (27/1/2022).
Ia mengatakan pemaparan BNPT berpotensi menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitar. Tak hanya itu, paparan BNPT justru akan membuat masyarakat kurang aman dan nyaman.
“Mestinya BNPT melakukan preventif bersama lembaga terkait, sehingga tidak muncul info ini di publik,” ucapnya.
Amirsyah mengaku terkejut membaca data yang dimiliki BNPT itu. Ia meminta agar BNPT menjelaskan ke publik agar tidak menimbulkan stigma negatif terutama terhadap pondok pesantren.
Ia mengatakan kelompok terorisme juga ada pada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Namun tidak pernah diungkap ke publik sebagai kelompok terorisme.
“Jadi jangan seolah-olah kelompok pesantren yang disasar. Ini sikap yang tidak mencerminkan keadilan sesuai Pancasila sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.
Di sisi lain, Amirsyah menilai MUI selama ini telah melakukan upaya penyebaran Islam wasathiyah. Salah satunya dengan moderasi beragama sesuai prinsip keadilan dan kesetaraan untuk kemaslahatan umat dan bangsa.
Sebelumnya, BNPT mencatat sedikitnya 198 pondok pesantren terafiliasi dengan sejumlah organisasi teroris, baik dalam dan luar negeri termasuk ISIS.
Hal itu disampaikan Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dalam rapat dengan Komisi III DPR, Selasa (25/1/2022). Namun, Boy tak mengungkap lebih lanjut terkait identitas atau nama pesantren yang dimaksud.
“Kami menghimpun ponpes yang kami duga terafiliasi dan tentunya ini juga merupakan bagian dari upaya-upaya dalam konteks Intel pencegahan yang kami laksanakan di lapangan,” katanya.
Boy mengungkap, dari total 198 pesantren tersebut, 11 di antaranya terafiliasi dengan jaringan organisasi teroris Jamaah Anshorut Khilafah (JAK), 68 pesantren terafiliasi dengan Jamaah Islamiyah (JI), dan 119 terafiliasi dengan Anshorut Daulah atau simpatisan ISIS.
Selain pesantren, BNPT seperti diungkap dalam modul paparan Boy, juga memetakan sejumlah rumah singgah di daerah yang diduga milik jaringan teror. Rumah tersebut tersebar di beberapa daerah di Jawa Barat seperti Depok, Karawang, dan Cilacap.
Di Kota Depok, BNPT menyebut ada rumah singgah terafiliasi kelompok teror yang turut mengelola 10 kontrakan, kendaraan, dan tiga unit usaha makanan hingga toko herbal.
Di Cikampek, Karawang, rumah singgah milik kelompok teror mengelola sedikitnya 30 kontrakan, tujuh unit kendaraan, dan dua unit usaha sembako dan konveksi pakaian.
Lalu di Cilacap, Jawa Tengah, rumah singgah tersebut mengelola tiga kontrakan dan beberapa unit kendaraan bermotor. Rumah singgah tersebut juga terdeteksi berada di kawasan Solo, dengan mengelola model usaha serupa. [wip]