(IslamToday ID) – Dunia internasional dikabarkan mulai meminati pesawat yang diproduksi oleh anak-anak Indonesia. Salah satu tipe pesawat yang semakin diminati oleh negara-negara di dunia, yakni pesawat CN235 yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Saat ini manajemen PTDI telah menandatangani kontrak kerja sama dengan Jet Investment Group SARL. Kontrak kerja sama tersebut bertujuan memperlancar ekspor salah satu produk unggulan Tanah Air ini.
Terhadap tren penjualan pesawat yang dibuat oleh anak-anak Indonesia itu mendapat apresiasi dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Prabowo bahkan mendorong PTDI untuk terus meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas pasar ekspor produk tersebut.
Prabowo mengungkapkan, beberapa negara yang saat ini telah menyatakan minatnya terhadap pesawat CN235 tersebut.
Berkaca pada hal tersebut, pengamat militer Beni Sukadis mengatakan CN235 buatan PTDI ini memang telah banyak diminati negara lain. Pasalnya, pesawat buatan dalam negeri ini memiliki segudang keunggulan.
Beni menjelaskan, CN235 adalah pesawat propeller yang memuat penumpang tidak banyak (50 orang). Pesawat itu juga tidak memerlukan landasan panjang (short take-off and landing/STOL).
Bahkan dapat dengan mudah mendarat di lokasi non aspal dan sangat mudah perawatannya. “Bongkar muat yang mudah melalui pintu ramp belakang, misi fleksibilitas tinggi, dan konsumsi BBM ekonomis,” ujar Beni seperti dikutip dari Pos-Kupang, Sabtu (5/2/2022).
Menurutnya, CN235 bisa menjadi kompetitif di pasaran dibanding pesawat lainnya seperti ATR yang dapat memuat lebih banyak. “Jelas peluang ekspornya sangat besar, terutama negara sahabat yang memiliki anggaran terbatas,” imbuhnya.
Ia menambahkan, meningkatnya pembelian CN235 oleh negara lain juga bakal berdampak positif terhadap perekonomian negara.
“Jelas berkontribusi bagi ekonomi Indonesia, terutama terbuka lapangan kerja, peningkatan kesra (kesejahteraan rakyat), dan juga pendapatan negara,” urainya.
Meski demikian, Beni menilai keterbatasan dana investasi selama ini membuat kemampuan PTDI dalam memproduksi CN235 terbatas. Oleh karenanya, dibutuhkan lebih banyak kerja sama untuk pendanaan pengembangan pesawat ini.
Prabowo pada Rabu 2 Februari 2022 saat menyaksikan penandatanganan MoU antara PTDI dan Jet Investment Group SARL pun mengatakan kerja sama seperti ini diharapkan dapat membuka jalan bagi PTDI untuk mendapatkan investasi dan peluang pemasaran yang lebih luas.
Adapun ia mengungkapkan bahwa pemerintah telah berencana membeli 10 pesawat CN235 dari PTDI. Ia pun meminta PTDI untuk meningkatkan produksi menjadi 24 unit per tahun secara bertahap dalam tiga tahun ke depan dari yang saat ini empat unit per tahun.
Sekadar informasi, pada 2021 PTDI tercatat sudah memproduksi dan mengirimkan 69 pesawat CN235, baik di dalam dalam maupun luar negeri. Hingga saat ini, sekitar 286 unit pesawat tersebut telah tersebar di dunia.
CN235 kali pertama didesain oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), yang kini bertransformasi menjadi PTDI, dan CASA atau sekarang Airbus Defense & Space.
Prototipe pertama bernama Elena, yang diproduksi CASA, melakukan penerbangan perdana pada 11 November 1983. Adapun prototipe kedua, Tetuko, diproduksi IPTN terbang untuk pertama kalinya pada Desember 1983.
Beberapa negara disebut sudah meminta dan membeli pesawat buatan PTDI ini, seperti Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab (UEA), Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Nepal, dan Brunei Darussalam.
Menteri Pertahanan Dukung Penuh
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan dukungan penuh pemerintah kepada PT Dirgantara Indonesia (Persero)/PTDI untuk memperluas pemasaran produk-produk terutama CN235 ke pasar internasional.
Prabowo menyampaikannya saat menyaksikan penandatanganan MoU tentang kerja sama penjualan dan pengembangan pesawat CN235 antara PTDI dengan Jet Investment Group SARL, di Hanggar Fixed Wing Final Assembly Line, PTDI, Bandung pada Rabu 2 Februari 2022.
“Saya dukung penuh kerja sama dalam rangka memasarkan produk-produk PTDI terutama CN235 ke pasar internasional,” kata Prabowo dalam keterangan resmi Biro Humas Setjen Kemhan pada Rabu 2 Februari 2022.
Prabowo mengatakan beberapa negara telah menyatakan minat terhadap pesawat CN235.
Negara-negara tersebut, kata dia, di antaranya Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, dan beberapa negara Asia dan Eropa.
Oleh karena itu, menurut Prabowo momentum tersebut harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh PTDI.
Prabowo juga mengatakan bahwa telah direncanakan pembelian 10 pesawat CN235 produksi PTDI yang merupakan pesawat multirole oleh pemerintah Indonesia.
Ia berharap PTDI dapat meningkatkan kapasitas produksinya dari yang saat ini empat unit pesawat CN235 per tahun, menjadi 24 unit pada tiga tahun mendatang secara berkala untuk memenuhi permintaan dari dalam negeri dan luar negeri.
Untuk meningkatkan kapasitas industri pertahanan dalam negeri, kata dia, Kementerian Pertahanan senantiasa mendukung dengan memaksimalkan kesepakatan Transfer of Technology (ToT) dan offset dari negara lain.
“Kita boleh beli sebagian ke negara mitra di luar negeri, tetapi syaratnya ada ToT dan offset. Dia harus membantu mengembangkan PTDI. Dia harus investasi di sini,” kata Prabowo.
Penandatanganan MoU antara PTDI dan Jet Investment Group SARL dilaksanakan oleh Direktur Utama PTDI Marsda TNI Gita Amperiawan dan CEO Jet Investment Group SARL Yves-Michel Deloche, disaksikan seluruh jajaran direksi serta Komisaris PTDI.
Prabowo mengatakan kerja sama tersebut diharapkan menjadi langkah awal bagi PTDI memperluas pemasaran produk-produk unggulannya ke internasional.
“Kita ingin mengembalikan PTDI pada tingkat yang pernah dicapai dan kembali menjadi kebanggaan bangsa sebagai bukti kebangkitan Indonesia,” kata Prabowo.
Kepada para direksi PTDI, Prabowo berpesan agar senantiasa menjalankan manajemen dengan sebaik-baiknya.
“Kalau industri kita tidak kuat tidak mungkin ekonomi kita kuat. Dan kalau ekonomi kita tidak kuat tidak mungkin kita bisa jaga kedaulatan bangsa Indonesia,” kata Prabowo.
Dirut PTDI pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa PTDI hendak memperluas pasar penjualan pesawat CN235 secara internasional.
Adapun basic configuration pesawat CN235 ke depan akan menggunakan mission and avionic system terbarukan sebagaimana terpasang pada pesawat N70 TNI AL.
“Dalam hal ini, PTDI dan Jet Investment Group juga akan mengembangkan pesawat CN235 tersebut dengan konfigurasi Fire Fighting dan Medical Evacuation, berikut dengan penguatan layanan purna jualnya,” kata Dirut PTDI. [wip]