(IslamToday ID) – Cendekiawan muslim yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif menyarankan pemerintah Indonesia bersikap normatif dan bertindak yang wajar menyikapi invasi Rusia terhadap Ukraina. Menurutnya, posisi Indonesia saat ini lemah dan sulit.
“Bebas aktif aja lah sudah, bertindak yang normatif saja. Indonesia ini kan lemah posisinya,” kata Buya Syafii di kediamannya, Gamping, Sleman, Sabtu (26/2/2022).
Ia berpendapat Indonesia tak bisa berbuat banyak dalam konflik ini. Meski negara besar, katanya, Indonesia juga memiliki utang yang besar.
“Ya bertindak wajar-wajar aja lah, sudah. Indonesia ini kan susah sekarang, negara besar tapi kan kita utang uang begitu besar, ya jadi ya udahlah ini negeri kita,” ujar Buya Syafii.
Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini meyakini perang antara Rusia dan Ukraina ini cukup pelik dan melibatkan negara-negara kuat yang memiliki kepentingan di baliknya, termasuk Amerika Serikat (AS).
“Amerika berkepentingan di situ, Rusia berkepentingan di situ, dan sesungguhnya kan ada persoalan apa sebenarnya, ada pipa gas (Nord Stream 2) di Rusia lewat itu, lewat Ukraina untuk ke Jerman,” ujarnya.
“Sebenarnya Jerman mau berbaik-baik sebenarnya dengan Rusia masalah gas ini, tapi kemudian Amerika juga enggak setuju itu. Ini kompleks sekali,” tambah Buya Syafii.
Jalur proyek pipa gas Nord Stream 2 sepanjang 1.230 km yang membentang di laut Baltik dari Rusia ke Jerman disebut menjadi salah satu pemicu invasi Vladimir Putin ke negara pecahan Uni Soviet itu.
Nord Stream 2 dapat menghasilkan 55 miliar meter kubik gas per tahun. Angka itu setara lebih dari 50 persen konsumsi tahunan Jerman dan bisa bernilai 15 miliar dolar AS untuk Gazprom, perusahaan milik Rusia yang mengendalikan pipa.
Jerman sendiri telah mengumumkan penghentian proyek pipa gas ini setelah Presiden Putin mengakui kemerdekaan wilayah Ukraina yang dikuasai separatis, Donetsk dan Luhansk.
Presiden Jokowi sebelumnya menyerukan agar menghentikan perang saat konflik bersenjata pecah antara Rusia dan Ukraina. Namun, Jokowi tak menyebut secara gamblang pernyataan yang diungkapkan lewat akun twitter, @jokowi.
“Stop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia,” tulis Jokowi melalui akun Twitter resminya, Kamis (24/2/2022). [wip]