(IslamToday ID) – Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng hanya ditujukan bagi masyarakat kelas bawah atau miskin. Sementara bagi kelas menengah, pemerintah tengah menyiapkan program bantuan lain.
“Ini karena sasarannya (BLT minyak goreng) untuk meringankan beban dan menjaga daya beli di segmen ini (miskin). Lalu bagaimana masyarakat yang di desil 5-6 (kelas menengah)? Pemerintah siapkan skema bantuan baru,” ujar Susi, sapaan akrabnya, Jumat (8/4/2022).
Ia mengatakan pihaknya sedang menggodok jenis bantuan lain yang akan diberikan kepada masyarakat kelas menengah. Namun, ia enggan membocorkan jenis bantuan yang akan diberikan.
“Jadi tidak hanya di masyarakat level bawah saja, tapi di menengah juga kita perkuat daya belinya karena jumlahnya banyak,” imbuh Susi seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Tak hanya mempertimbangkan jumlah masyarakat kalangan menengah yang banyak, Susi mengatakan pemerintah bakal memberi bantalan bagi kalangan ini karena mereka juga rentan tertekan oleh kenaikan harga-harga kebutuhan pokok.
Untuk saat ini, pemerintah sudah memiliki dua program bantuan untuk masyarakat kelas menengah. Pertama, bantuan subsidi upah (BSU) atau subsidi gaji sebesar Rp 1 juta per penerima.
Bantuan ini akan diberikan ke 8,8 juta penerima dengan total anggaran mencapai Rp 8,8 triliun. BSU akan diberikan bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta per bulan.
Kedua, pemerintah menyiapkan program bantuan untuk usaha mikro sebesar Rp 600.000 per penerima. Rencananya akan ada 12 juta penerima di program ini.
Sebelumnya, pemerintah mengumumkan akan memberikan BLT minyak goreng sebesar Rp 100.000 per bulan per penerima selama tiga bulan yang dibayarkan sekaligus senilai Rp 300.000 per penerima. Dana diberikan untuk meringankan beban masyarakat miskin di tengah kenaikan harga minyak goreng.
Secara total, ada 20,65 juta penerima yang berstatus keluarga. Sementara 2,5 juta penerima merupakan pedagang kaki lima (PKL) dan pemilik warung. Total anggaran yang disediakan mencapai Rp 6,95 triliun. [wip]