(IslamToday ID) – Wakil Ketua DPR RI yang juga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengusulkan agar Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi diganti. Menurutnya, banyak penolakan terhadap Yudian sehingga kerja BPIP tidak efektif.
“Terus terang ketua BPIP sekarang sahabat saya, Pak Yudian begitu setelah dilantik sudah salah ngomong, sehingga banyak penolakan di kanan dan kiri. Oleh karena itu, kalau tidak efektif ya diganti saja, supaya lebih efektif,” kata Cak Imin dalam peringatan puncak Hari Lahir PMII ke-62 di Museum Nasional, Jakarta, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (19/4/2022).
Ia berpendapat, penggantian Yudian ini merupakan usulan biasa. Ia menilai tugas BPIP yang bertanggung jawab menyatukan bangsa belum berjalan optimal.
Menurutnya, ketegangan antaranak bangsa masih terjadi. Ia pun berharap BPIP bisa bekerja lebih efektif efektif sebagai jembatan dialog antara kekuatan anak bangsa di masa mendatang.
“Ini terbukti api dalam sekam masih terjadi. Yang merasa Islam tapi bodoh soal Islam, yang paling merasa nasionalis tapi menyatakan nasionalismenya dengan menyakiti saudaranya, ini terjadi. Harusnya BPIP hadir sebagai penjembatan dialog yang terbuka,” ujarnya.
Cak Imin tidak ingin masyarakat Indonesia hidup seperti api dalam sekam. Ia mengatakan, saat ini kemungkinan Indonesia masih aman, tapi belum tentu 15 tahun lagi situasi akan sama.
Karena itu, ia mengatakan, dialog nasional antaranak bangsa merupakan hal mutlak. Ia menuturkan, peran ini juga bisa dilakukan anak-anak muda Indonesia yang tergabung dalam PMII.
Ia meyakini dialog nasional sebagai langkah keterbukaan menuju negara Pancasila yang terhayati dan terwujud dalam kehidupan berbangsa.
“Kalau Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) bisa ditambah anak muda seperti di PMII, saya yakin dialog terbuka antarkekuatan bangsa akan terjadi. Dan tidak terus (hidup) api dalam sekam. Hari ini aman, besok aman, 15 tahun lagi belum tentu aman persatuan bangsa kita,” jelas Cak Imin.
Diwawancara terpisah, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Antonius Benny Susetyo mengatakan, pernyataan Cak Imin menjadi masukan bagi BPIP. Benny menuturkan, BPIP akan meresponsnya dengan berbagai kerja-kerja dan kegiatan.
“Kalau Cak Imin itu biasalah. Itu otokritik. BPIP akan merespons dengan kinerja dan kegiatan,” katanya.
Benny mengakui upaya rekonsiliasi anak-anak bangsa di tengah arus digitalisasi dan demokrasi saat ini tak mudah. Ia menegaskan upaya rekonsiliasi terus dilakukan BPIP. “Tapi kita jembatani rekonsiliasi akan kita lakukan. Tapi memang itu tidak gampang, harus kita akui,” ucapnya.
Benny lalu merespons pandangan Cak Imin yang menganggap kinerja BPIP kini tidak efektif. Menurutnya, upaya rekonsiliasi anak bangsa yang terbelah di tengah cepatnya arus teknologi dan digitalisasi tak mudah.
“Tapi kita jembatani rekonsiliasi akan kita lakukan. Tapi memang itu enggak gampang harus kita akui. Orientasi BPIP bagaimana sinergi dengan lembaga terkait dan melakukan kerja gotong-royong,” katanya.
Benny berpendapat situasi saat ini sangat berbeda dengan masa Orde Baru. BPIP, katanya, belum memiliki kekuatan sampai ke akar rumput.
Tak seperti Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) yang dibentuk Orde Baru dulu. Kala itu, katanya, BP7 memiliki struktur hingga tingkat kabupaten. [wip]