(IslamToday ID) – Wakil Direktur INDEF Eko Listiyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kurang maksimal pada kuartal I 2022, sebab banyak kementerian/lembaga (K/L) yang mengerem belanja.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2022 mencapai 5,01 persen secara tahunan (year on year/yoy). Capaian tersebut dinilai positif di tengah kondisi ekonomi global yang masih tak pasti.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pendapatan negara pada triwulan I 2022 mencapai Rp 501 triliun, sementara pada triwulan I 2021 hanya sekitar Rp 379,4 triliun. Angka tersebut meningkat secara signifikan.
“Pendapatan negara itu meningkat di triwulan I 2022, tapi sayangnya belanjanya ini ngerem. Jadi bisa kita katakan, seandainya saja tren belanja ini mengikuti dari tren penerimaan, maka kemungkinan kita bisa melihat pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama mungkin lebih dari 5 persen,” kata Eko dalam konferensi pers bertajuk ‘Evaluasi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2022: Jaga Momentum, Perbaiki Kualitas’, Rabu (11/5/2022).
Belanja negara pada triwulan I 2022 mengalami penurunan secara yoy. Di triwulan I 2022 belanja negara hanya sebesar Rp 490,6 triliun, sementara pada triwulan I 2021 belanja negara mencapai Rp 523 triliun.
Eko mengatakan, kenaikan pendapatan negara didukung kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dan berbagai macam strategi perpajakan dan non pajak. “Naiknya pendapatan negara juga diiringi dengan pemulihan ekonomi itu sendiri, sehingga pembayaran pajaknya juga lebih baik dibandingkan dengan 2021,” imbuhnya.
“Nanti silakan ditanyakan kepada menterinya, kenapa penyerapan mereka menjadi lebih rendah dari tahun lalu sehingga mungkin tidak begitu support pada pertumbuhan ekonomi. Jadi seolah-olah rasa pertumbuhan ekonomi triwulan I itu lebih karena ekspor dan konsumsi masyarakat, bukan karena dampak dari kebijakan APBN ataupun juga fiskal pemerintah,” jelas Eko.
Masuk Lima Besar
Meski dinilai kurang maksimal, namun Eko menyebut Indonesia masuk ke dalam lima negara G20 yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi pada kuartal I 2022.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa katakan cukup baik karena masuk empat besar di antara negara-negara G20,” ujarnya.
Eko melanjutkan, capaian ini masih bisa berubah. Pasalnya, ada 9 negara G20 yang belum mengumumkan capaian pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data, peringkat pertama pertumbuhan ekonomi terbaik dipegang oleh negara Arab Saudi. “Pertumbuhan ekonomi Arab Saudi pada kuartal I 2022 mencapai 10 persen, angka tepatnya itu 9,6 persen,” lanjutnya.
Saudi berhasil melampaui proyeksi pertumbuhan ekonomi IMF yang hanya sebesar 7,6 persen. Menurut Eko, capaian tersebut bisa diraih karena tingginya harga minyak per barel di dunia.
Di sisi lain, Eko menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2022 masih belum bisa mencapai target yang diberikan oleh IMF sebesar 5,4 persen.
“Upaya untuk bisa memperbaiki kualitas ini penting. Sehingga harapannya bisa tumbuh lebih tinggi dan mencapai target yang sesuai dengan ditentukan oleh pemerintah,” pungkasnya. [wip]