(IslamToday ID) – Mantan Pangdam Jaya Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin turut menyoroti ramainya isu TNI mulai kembali terlibat dalam politik praktis. Menurutnya, seorang anggota TNI harus tetap memegang teguh Sapta Marga dan Sumpah Prajurit sehingga jangan sampai terbawa arus politik.
“Saya menyampaikan kepada teman-teman saya yang masih aktif (TNI), bahwa kata politik itu menggelitik. Menggelitik bagi kita yang profesional. Oleh karena itu pegang teguh apa yang tersirat di Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, karena ini adalah kunci dasar. Ya kalau kita tidak waspada kita bisa terbawa, dan ada satu dua orang yang sudah terbawa (arus politik),” ungkap Sjafrie seperti dalam videonya di RH Channel, Sabtu (4/6/2022).
Ia mengatakan TNI adalah institusi yang tegas dan keras terhadap profesionalisme tentara. Sehingga yang dibutuhkan oleh tentara nasional adalah kepemimpinan yang solid, baik di tingkat elite maupun di tingkat pelaksana lapangan.
“Dan itu adalah alat kita, karena kita sudah diberi rambu-rambu, kita sudah diberi navigasi, tugas kita adalah menjaga jangan sampai menabrak rambu-rambu dan tetap pelihara navigasi. Dan itu diperankan oleh pemimpin-pemimpin militer,” ungkap Sjafrie.
Soal adanya oknum aparat yang terlibat dalam politik praktis, ia tidak mengingkarinya. Namun ia meminta agar rakyat ikut serta mengawasi sebagai bagian dari instrumen negara.
“Saya tidak mengingkari ada oknum-oknum yang terpengaruh itu (politik), tetapi yang paling penting adalah rakyat yang berdaulat harus jeli dan tegas melihat instrumennya, sebab ini adalah instrumen negara. Negara itu adalah rakyat, pemerintah, dan wilayah,” ungkap Sjafrie.
“Jadi sangat diharapkan kontrol sosial dari rakyat terhadap tentara. Kontrol rakyat terhadap aparat-aparat, sebab antara kedaulatan rakyat dengan pelanggaran-pelanggaran itu kadang-kadang kecil sekali batasnya,” tambahnya.
Ia pun meminta agar kedaulatan rakyat bisa menjadi panglima untuk menghadapi pengaruh-pengaruh aparat dalam politik. Ia juga menyinggung beberapa negara juga mengalami hal yang sama yakni oknum-oknum aparatnya terlibat dalam politik.
“Ini yang harus diwaspadai. Oleh karena itu kontrol sosial media terhadap militer atau tentara itu sangat penting, karena kerusakan tentara adalah kerusakan negara, sehingga kita mesti jaga,” ujarnya. [wip]