(IslamToday ID) – Mustasyar PBNU KH Dimyati Rois meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Telogorejo, Semarang, Jawa Tengah pada Jumat (10/6/2022) dini hari.
“Innalillahi wa innailaihi rajiun, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Dimyati Rois wafat di Rumah Sakit Tlogorejo, Semarang,” bunyi kabar meninggalnya Dimyati di laman resmi NU.
Kiai kharismatik NU ini merupakan Pengasuh Ponpes Al-Fadlu wal Fadhilah, Jagalan, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.
Abah Dim, sapaan akrabnya, lahir di Bulakamba, Brebes, 5 Juni 1945. Ia sempat menempuh pendidikan di banyak pesantren. Beberapa di antaranya Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur hingga di Ponpes APIK Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.
Dimyati tercatat sempat terpilih sebagai salah satu dari sembilan anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) dalam gelaran dua Muktamar NU tahun 2021 dan 2015.
Pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung akhir 2021, Dimyati terpilih sebagai anggota AHWA. Ia mendapatkan suara terbanyak pada saat itu, yakni 503 suara. Bersama delapan kiai lainnya, ia memilih KH Miftachul Akhyar untuk menjadi Rais Aam PBNU.
Soal Abah Dim, Rais Syuriah PBNU Prof Dr KH Zainal Abidin mengatakan ia adalah kiai kharismatik yang rendah hati. “Saya mengenal baik sosok beliau pada Mukmatar NU di Lampung tahun 2021 dan sama-sama terpilih sebagai AHWA,” ungkapnya.
Zainal mengatakan, secara pribadi dirinya banyak mengambil pelajaran dari sosok Abah Dim, di antaranya sikap rendah hati dan selalu berpikir positif.
Almarhum dalam rapat tidak akan berbicara kecuali hal-hal yang penting. Ia menyimpulkan Abah Dim merupakan sosok yang berbicara seperlunya, karena apa yang disampaikan harus bermanfaat untuk kepentingan orang banyak.
Bahkan, kalau sudah sependapat dengan apa yang menjadi penyampaian, almarhum memilih diam. Saat dimintai pendapat pun, beliau sangat hormat kepada yang meminta pendapat itu. “Itu menjadi pengalaman dan pelajaran berharga bagi saya sebagai AHWA yang lebih muda,” kata Zainal.
Menurutnya, pelajaran diambil dari sosok Abah Dim, ketika berbicara berbicaralah seperlunya, ketika pendapat itu sudah sama dengan pendapat yang ingin disampaikan, tidak perlu lagi mengajukan pendapat.
Ketua MUI Kota Palu itu mendoakan Abah Dim diterima di sisi Allah SWT bersama amal sholehnya dan diampuni segala dosa dan kesalahannya. [ant/wip]