(IslamToday ID) – Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menilai ada satu persoalan mendasar yang membuat proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mengalami pembengkakan biaya atau cost overrun.
“Sejak awal memang project ini bermasalah,” katanya dikutip dari RMOL, Selasa (2/8/2022).
Sosok yang kerap disapa Huda ini menuturkan, salah satu sebab yang membuat munculnya masalah adalah besaran biaya pembangunan proyek tersebut, dimana memakan anggaran hingga 6,07 miliar dolar AS atau setara Rp 86,5 triliun.
Namun belakangan, China Development Bank meminta pemerintah Indonesia menambal pembengkakan biaya menjadi 8 miliar dolar AS atau Rp 114,24 triliun.
“Biaya yang mahal membuat biaya perjalanan terlampau mahal bagi masyarakat kita di tengah banyaknya alternatif moda transportasi ke Bandung yang lebih terjangkau,” ungkap Huda.
Oleh karena itu, ia menduga ada pengelolaan yang tidak beres dari pemangku kebijakan dan juga pelaksana proyek KCJB, sehingga membuat anggaran proyek bengkak sekitar 1,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 27,09 triliun.
“Makanya saya kira perlu dicek siapa saja aktor yang berperan dan mendapatkan keuntungan dari project kacau balau ini. Mulai dari Menteri BUMN yang periode sebelumnya,” pungkas Huda. [wip]