ISLAMTODAY ID— Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan kepada pemerintah dampak dari kenaikan BBM. Kenaikan harga BBM subsidi sejak tahun 2005, 2013 mengakibatkan naiknya angka kemiskinan.
“Dulu (tahun 2005) begitu ada kenaikan BBM, inflasinya tinggi 17 persen, itu kemiskinannya langsung naik,” ungkap Kepala BPS, Margo Yuwono dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2022 yang berlangsung secara virtual pada Selasa, 30 Agustus 2022.
Kenaikan BBM selama dua kali di tahun 2005 telah membuat angka kemiskinan naik hingga 17,75%. Jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan pada tahun 2006 dari dari 35,10 juta jiwa menjadi 39,30 juta jiwa.
Pertambahan jumlah penduduk miskin ini juga terjadi pada saat BBM naik di tahun 2013. Jumlah penduduk miskin memang sudah turun jika dibandingkan tahun 2006, namun kenaikan BBM tetap berpengaruh.
Jumlah penduduk miskin di tahun 2013 yang semula 28,07 juta jiwa jadi 28,28 juta jiwa pada tahun 2014. Naik lagi pada tahun 2015 menjadi 28,59 juta jiwa.
Yuwono mengingatkan kepada jajaran pemerintah baik pusat dan daerah untuk mewaspadai berbagai kemungkinan buruk pasca kenaikan BBM. Beberapa kemungkinan itu adalah naiknya angka inflasi, kemiskinan bertambah hingga turunnya konsumsi rumah tangga.
“Jangan sampai lengah tidak bisa mengendalikan harga di masing-masing daerah bisa berdampak ke tingginya angka kemiskinan,” ujar Yuwono.
“Jangan sampai inflasi kita tinggi di masing-masing daerah yang akan menggerus daya beli masyarakat dan nanti ekonominya akan turun,” imbuhnya.
Program Bantalan Sosial
Pemerintah berharap program Bantalan Sosialnya itu bisa menekan naiknya angka kemiskinan. Oleh karenanya pemerintah sangat yakin untuk menyiapkan anggaran sebesar Rp 24,17 triliun sebagai dana bantalan.
“Total bantalan sosial yang tadi ditetapkan oleh Bapak Presiden untuk bisa dieksekusi mulai dilakukan pada minggu ini adalah sebesar Rp24,17 triliun. Ini diharapkan akan bisa mengurangi tentu tekanan kepada masyarakat dan bahkan mengurangi kemiskinan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Senin (29/8/2022).
Program bansos yang diberi nama bantalan sosial itu terdiri atas Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang nilainya mencapai Rp 12,4 triliun. Lalu Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp 9,6 triliun, dan sisanya subsidi sektor transportasi. (Kukuh Subekti)