(IslamToday ID) – Gelaran Musyawarah Rakyat (Musra) yang digelar relawan Jokowi demi menjaring nama-nama Capres dan Cawapres mendapat reaksi keras dari PDIP.
Seperti diketahui, dalam Musra tersebut muncul nama Jokowi sebagai Capres 2024 teratas serta sejumlah nama seperti Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, hingga Puan Maharani.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai dalam situasi seperti ini seharusnya skala prioritas pemerintahan Jokowi dan para menterinya bukan lagi untuk menjaring atau mendengarkan nama Capres-Cawapres. Tapi, katanya, untuk mengatasi berbagai tekanan ekonomi.
“Itulah yang seharusnya didahulukan,” ujarnya dikutip dari Kompas, Jumat (2/9/2022).
Sebagai informasi, Musra Indonesia digelar di Bandung, Jawa Barat pada Ahad (28/8/2022). Musra ini diinisiasi oleh 19 kelompok relawan Jokowi. Jokowi pun ikut hadir dan membuka Musra tersebut yang dihadiri sekitar 12.000 orang tersebut
Dalam kesempatan itu, mereka yang hadir diminta untuk menjawab pertanyaan di setiap sesinya melalui sistem pemungutan suara elektronik (e-voting). Adapun dari hasil e-voting, Jokowi mendapatkan suara terbesar sebagai Capres harapan rakyat, yakni 29,79 persen.
Selanjutnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (16,92 persen), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (16,10 persen), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (11,10 persen), dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (9,02 persen).
Untuk Cawapres harapan rakyat, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menempati posisi teratas dengan perolehan suara sebanyak 38,89 persen. Kemudian, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (13,25 persen), Menteri BUMN Erick Thohir (12,81 persen), Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid (10,33 persen), dan Ketua DPR Puan Maharani (9,49 persen).
Terkait hasil itu, Hasto pun mengingatkan soal aturan Pemilu 2024. Kata Hasto, secara aturan permainan, pencalonan Capres-Cawapres harus melalui partai politik atau gabungan partai politik.
Untuk sukarelawan, lanjut Hasto, itu dibentuk setelah konfigurasi calon dipastikan dengan penetapan partai-partai politik tersebut. Ia juga menyebut, munculnya nama-nama itu merupakan dinamika politik.
”Begitu banyak kepentingan-kepentingan yang ada terkait dengan masa depan itu. Ya, sebagai suatu dinamika, ya itu bisa terjadi, tetapi partai terus juga melakukan suatu langkah-langkah di dalam mempersiapkan Pemilu 2024 dengan sebaik-baiknya,” ujar Hasto. [wip]