ITD NEWS— Mantan Menteri Keuangan Kabinet Pembangunan VII, Fuad Bawazier mengomentari langkah pememrintah memberikan bantuan langsung tunai (BLT) BBM. Ia menilai pembagian uang tunai totalnya mencapai Rp 600ribu itu masih gagal.
Ia menyayangkan adanya anggapan bahwa Bansos BBM tersebut akan menuntaskan inflasi. Padahal pembagian uang tunai yang dicicil Rp 150ribu perbulan selama empat bulan mendatang itu tidak menjamin inflasi akan selesai.
“Solusi (bansos) ini, seakan-akan inflasinya akan selesai pada akhir tahun. Padahal kita tahu setelah tidak ada Bansos, inflasi tetap berlanjut,” kata Fuad seperti dilansir dari RMOL id edisi Senin 5 September 2022.
Ia lantas mengkritisi alasan pemerintah menaikan BBM subsidi karena tidak tepat sasaran. Padahal dengan pengalaman berkuasa sejak 2014 silam seharusnya persoalan tersebut telah tuntas namun faktanya gagal.
“Resep ini juga sama dengan yang dulu-dulu yaitu mau mengalihkan subsidi kepada yang berhak. Rupanya tidak berhasil atau cuma lips service?,” ujar Fuad.
Pemerintah masih saja berkutat pada isu yang sama, BBM Subsidi dinikmati oleh kalangan mampu. Hal ini tentu membuat masyarakat pantas bertanya tentang politik subsidi pemerintah.
“Dari dulu masa salah sasaran melulu, padahal sudah delapan tahun berkuasa,” ucap Fuad.
“Masa delapan tahun tidak mampu memperbaiki bila subsidinya masih dinikmati oleh pihak yang seharusnya tidak menikmati subsidi? Nah, bagaimana politik subsidinya selama itu?,” tegasnya.
Fuad pun tak heran dengan komentar rakyat yang mengatakan bahwa lebih baik tidak ada tambahan bansos asalkan BBM tak naik. Karena memang bansos dalam hal ini BLT BBM bukan solusi yang tepat bagi rakyat.
“Karena itu, tidak heran bila kita sering dengar statement ‘lebih baik tidak ada tambahan Bansos asalkan harga BBM tidak naik’,” tandasnya. (Kukuh)